Salin Artikel

Seniman Reog Ponorogo Protes Rencana Klaim Malaysia: Mengapa Suara Kami Diabaikan?

KOMPAS.com - Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud RisteK) Nadiem Makarim tak mengusulkan seni reog Ponorogo ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi sorotan para seniman.

Menteri Nadiem justru diketahui mengajukan jamu sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.  

Menurut seniman reog asal Ponorogo, Heru Purnomo, keputusan Nadiem itu membuat kecewa dirinya dan para seniman reog. 

Apalagi, di saat bersamaan, Malaysia berencana akan mendaftarkan seni reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka.

"Negara tidak hadir untuk rakyat. Kami minta Menteri merevisi keputusannya dan mengusulkan reog ke UNESCO sebagai bukti keberpihakan pada wong cilik," kata Heru

Selain itu, lanjut Heru, menggambarkan bahwa Nadiem tidak mengerti masyarakat seniman reog Ponorogo sangat mencintai seni itu dan tak sedikit hidupnya yang bergantung dengan reog Ponorogo.

“Kami terus terang kaget dengan keputusan Mendikbud Ristek yang mengabaikan suara wong cilik. Kami selama pandemi Covid-19 merasakan betul kesulitan itu. Para seniman menjerit karena kesulitan melakukan pentas," kata Heru.

Sementara itu, pada Sabtu (9/4/2022), sejumlah seniman reog Ponorogo di Kota Solo menggelar aksi di jalan, tepatnya di Kampung Pucangsawit, Kecamatan Jebres.

Agung Riyadi, seniman reog dan juga koordinator aksi, menegaskan bahwa reog Ponorogo adalah budaya asli Indonesia.

Klaim Malaysia soal seni reog Ponorogo membuat kecewa dan meminta pemerintah pusat segera bertindak untuk mendaftarkan seni reog Ponorogo adalah milik Indonesia.

"Kita itu nguri-uri (melestarikan) budaya asli milik warisan leluhur kita, kok malah diklaim Malaysia. Otomatis hal itu membuat hati nurani kita sedih. Ini bentuk emosional seluruh pegiat seni Ponorogo," kata Agung, dilansir dari KompasTV.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/133601978/seniman-reog-ponorogo-protes-rencana-klaim-malaysia-mengapa-suara-kami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke