Salin Artikel

Demo Tolak Presiden 3 Periode, Mahasiswa Blokade Akses Jembatan Suramadu

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas isu perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode dan menolak kenaikan harga minyak goreng serta harga bahan bakar minyak (BBM).

Massa aksi yang mayoritas mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura itu melakukan titik kumpul di kampusnya sejak pukul 08.00 WIB dan begerak sekitar pukul 10.00 WIB.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi, massa aksi tiba di titik aksi sekitar pukul 11.40 WIB dan langsung menutup dua ruas jalan pintu masuk Jembatan Suramadu dengan memarkirkan puluhan kendaraan bermotornya.

Sekitar 20 menit, akses jalan ditutup total agar laju kendaraan tidak ada yang melintas di jembatan tersebut.

"Tutup kawan-kawan, tutup! Jangan sampai ada yang diberikan jalan. Ini adalah bentuk tegas protes kami pada pemerintah," teriak Koordinator Aksi Abdul Wahed, Senin.

"Mengapa di Suramadu, karena ini adalah pintu masuk utama Pulau Madura dan yang menghidupkan semua sektor terutama perekonomian," sambungnya.

Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino berupaya melobi massa mahasiswa agar tidak menutup akses jalan Suramadu. Namun massa tak menghiraukan imbauan tersebut.

"Ayo kawan-kawan, kita kumandangkan lagu wajib Indonesia Raya dan Buruh Tani, setelah itu kita putar balik," ucap Wahed.

Dalam orasinya, Wahed menyampaikan bahwa perilaku pemerintah sangat tidak manusiawi atas kebijakan yang dikeluarkan saat ini.

Persoalan minyak goreng tak mampu diatasi dengan baik, sudah ditambah dengan kenaikan harga BBM.

"Bagi kami mayoritas masyarakat pelosok desa, harga minyak goreng sangat mencekik, sebab hal itu menjadi kebutuhan dasar," papar dia.

Kemudian persoalan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode dan penundaan Pemilu terlihat sangat politis dan amat rakus dengan kekuasaan.

"Perihal itu kami juga tegas menolaknya, inilah pernyataan sikap Trunojoyo Bergerak. Jika tetap dibiarkan maka konstitusi harus dirombak dan pasti akan banyak mudaratnya," ucap Wahed.

Massa aksi kemudian putar balik dengan pengawalan petugas kepolisian untuk menyampaikan aspirasi di Gedung DPRD Bangkalan.

"Kita putar balik langsung Gedung DPRD Bangkalan. Kita luapkan semua aspirasi kita disana," pungkas dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/130622378/demo-tolak-presiden-3-periode-mahasiswa-blokade-akses-jembatan-suramadu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com