Salin Artikel

Ziarah ke Pusara Sunan Ngatas Angin, Makam Sepanjang 4 Meter di Nganjuk

Dengan mengenakan sarung, baju koko dan batik, serta berkopiah, kedua orang tersebut tampak khusyuk memanjatkan doa.

Kedua orang ini merupakan peziarah yang sedang ngalap berkah atau bertabaruk kepada Allah di Makam Sunan Ngatas Angin di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

“Kami ziarah ke makam para wali, kekasih Allah, dan hamba yang dimuliakan oleh Allah,” kata salah satu peziarah, Ragil (50), di lokasi, Sabtu (9/4/2022).

“Dan ini juga bulan puasa, alhamdulillah kita dimampukan bisa ziarah ke makam para wali Allah yang khususnya di wilayah Ngetos,” lanjut dia.

Ragil merupakan warga Desa Ngepeh, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Ia mengaku sering berziarah ke Makam Sunan Ngatas Angin. Tujuannya, bertabaruk.

“Intinya kita ngalap berkah,” jelasnya.

Makam sepanjang empat meter

Makam Sunan Ngatas Angin di Ngetos berbeda dari makam pada umumnya. Makam ini memiliki panjang sekitar empat meter.

Pusara Sunan Ngatas Angin ini tertutup tirai yang terdiri dari dua lapis kain, hijau dan kuning.

Juru Pelihara Makam Sunan Ngatas Angin, Aries Trio Effendi menjelaskan, panjangnya makam aulia ini sebetulnya hanya kiasan.

“Beliau itu (Sunan Ngatas Angin) enggak setinggi-tinggi itu,” ujar Aries.

Menurut Aries, Makam Sunan Ngatas Angin dibuat panjang sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa sang aulia dalam mensyiarkan Islam di Ngetos.

“Untuk menghargai beliau, diistimewakanlah tokohnya itu, akhirnya makamnya dibangun sebesar ini,” lanjut dia.

Sunan Ngatas Angin memiliki beberapa nama, di antaranya Syekh Malik Al Athos, Syekh Malik Ibrahim, dan Ki Ageng Cek Cek Molek.

Menurut Aries, Sunan Ngatas Angin merupakan adik dari Syekh Jumadil Kubro, bapak para wali yang dimakamkan di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

“Syekh Malik itu asli orang Arab, beliau adik dari Syekh Jumadil Kubro yang dimakamkan di Trowulan, Mojokerto,” bebernya.

Syekh Malik Al Athos atau Sunan Ngatas Angin, kata Aries, merupakan penyebar agama Islam di wilayah perdikan Majapahit bernama Tajum, yang kini dikenal dengan Ngetos.

Di tanah perdikan ini berdiri Candi Ngetos atau Paramasakapura, candi pendharmaan sebagian abu kremasi raja termasyhur Majapahit, Hayam Wuruk.

“Di sini dulu pusat peradaban agama Hindu pada masa itu,” ungkap Aries.

Kala itu, lanjut Aries, Syekh Malik Al Athos meminta izin melakukan menyiarkan Islam di Tajum yang juga dikenal sebagai Negeri Ngatas Angin.

Setelah Majapahit runtuh dan Islamisasi di Tajum mulai membuahkan hasil, Syekh Malik Al Athos lantas dijuluki dengan nama Sunan Ngatas Angin.

“Islamisasi yang dilakukan Syekh Malik Al Athos itu masa transisi antara Majapahit ke Demak ya, kurang lebih abad 14 akhir sampai 15-an,” tutur Aries.

Selain berjasa menyiarkan Islam di Tajum, Aries menyebut, Syekh Malik Al Athos merupakan guru dari wali songo keturunan Jawa.

“Beliau itu terkenal dengan wali qutub, jadi beliau itu wali yang sering didatangi para wali songo yang keturunan tanah Jawa, dijadikan guru juga,” sebutnya.

“Jadi banyak sekali wali songo dulu yang masih-masih muda itu mencari ilmu ke Syekh Malik ini. Salah satunya seperti Sunan Kalijaga,” lanjut Aries.

Adapun kini di sekitar Makam Sunan Ngatas Angin atau Syekh Malik Al Athos juga bisa dijumpai petilasan wali songo di Ngetos.

Selain petilasan wali songo, juga terdapat petilasan Syekh Siti Jenar dan Syekh Bela Belu yang berada di selatan Makam Sunan Ngatas Angin.

“Lengkap (petilasan) wali songo yang pertama, Syekh Jenar juga ada,” jelas Aries.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/10/093142078/ziarah-ke-pusara-sunan-ngatas-angin-makam-sepanjang-4-meter-di-nganjuk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com