Salin Artikel

"Kesenian Adiluhung Reog Ponorogo Dikalahkan oleh Jamu"

Namun dengan berjalanya waktu, Menteri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim tak mengusulkan reog menjadi WBtB.

Ternyata yang masuk menjadi WBtB adalah jamu. Pilihan Nadiem tersebut membuat kecewa Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

“Kami kaget dengan keputusan Mendikbudristek, Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan dengan memilih kesenian adiluhung reog Ponorogo untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO. Ini bukti bahwa pemerintah abai terhadap pelestarian dan pemajuan kebudayaan asli rakyat Indonesia,” ujar Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, pada Jumat (8/4/2022) malam.

Kekecewaan tersebut muncul karena menurut Sugiri, Malaysia berencana mengklaim dan mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke UNESCO.

"Kesenian adiluhung reog Ponorogo dikalahkan oleh jamu," kata Sugiri.

Kang Giri menuding Mendibudristek telah melanggar pengusulan UNESCO.

Sebab, sesuai petunjuk operasional Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO terdapat tiga prioritas dalam menentukan berkas usulan.

Untuk kelompok prioritas yang pertama adalah berkas dari negara yang belum pernah sama sekali memiliki elemen yang terinkripsi.

Kedua, praktik pelindungan terbaik yang terpilih atau yang mendapatkan bantuan internasional lebih dari 100.000 dollar AS.

Ketiga, berkas nominasi yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan pelindungan mendesak.

Menurut Giri, rego ponorogo adalah satu-satunya warisan budaya yang masuk dalam prioritas pertama yang diusulkan dalam berkas usulan daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan pelindungan mendesak (form ICH-01).

"Sementara warisan budaya yang lain tidak masuk dalam prioritas tersebut. Mengapa Mas Menteri Nadiem tidak memilih reog Ponorogo sebagai pengusulan berkas nominasi yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan pelindungan mendesak," kata Kang Giri.

Kang Giri sebelumnya mengaku telah telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam reog Ponorogo saat sesi wawancara dengan UNESCO.

Sugiri menambahkan, pihaknya akan terus berupaya agar dunia mau mengakui reog Ponorogo.

"Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” ujarnya.

"Untuk reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita,” ujar Muhadjir seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (6/4/2022).

Muhadjir pun mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung reog Ponorogo menjadi budaya tak benda di UNESCO.

“Saya mendukung penuh reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya, reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada 2013.

Berkas pengusulan dan kelengkapan reog telah sendiri diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan serta telah diajukan kepada Sekretariat ICH UNESCO pada tanggal 31 Maret 2022.

Berkas pengusulan dan kelengkapan reog ke UNESCO diajukan bersama nominasi lainnya, yakni tempe, jamu, tenun Indonesia, dan kolintang.

Sementara itu di kesempatan yang berbeda, salah satu seniman reog Ponorogo, Heru Purnomo mengaku kaget dengan keputusan Mendikbudristek yang lebih memilih mengusulkan jamu ke UNESCO di tengah klaim reog oleh pemerintah Malaysia.

“Kami terus terang kaget dengan keputusan Mendikbudristek yang mengabaikan suara wong cilik. Kami selama pandemi Covid-19 merasakan betul kesulitan itu. Para seniman menjerit karena kesulitan melakukan pentas," kata Heru.

Kondisi itu diperparah dengan berita Malaysia yang mau mendaftarkan Reog ke UNESCO.

"Negara tidak hadir untuk rakyat. Kami minta Menteri merevisi keputusannya dan mengusulkan reog ke UNESCO sebagai bukti keberpihakan pada wong cilik," kata Heru.

Bagi Heru, penetapan kesenian reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO agar diakui dunia internasional mampu memulihkan sektor pariwisata di Indonesia yang hancur selama 2 tahun lebih karena pandemi Covid-19.

SUMBER : KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi, Mutia Fauzia | Editor : Robertus Belarminus, Dani Prabowo)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/09/131400178/-kesenian-adiluhung-reog-ponorogo-dikalahkan-oleh-jamu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke