Salin Artikel

Pinjam Uang untuk Merantau, 5 Pekerja Migran Asal Bali Memilih Bertahan di Turki

Mereka belum mau pulang ke Tanah Air karena masih ada utang yang harus dilunasi. Para PMI itu nekat mengadu nasib ke negara lain dengan modal uang pinjaman.

Namun, nasib berkata lain. Mereka malah menjadi korban penipuan oleh agen penyalur tenaga kerja.

Kabar yang memilukan ini datang bersamaan dengan kepastian kepulangan sebelas PMI lain yang sempat batal sebelumnya.

"11 orang mau pulang, yang lima memilih bertahan karena malu pulang. Karena pinjaman dan segala macam gimana mau mengembalikannya. Ini lebih ke masalah psikologis," kata Kepala UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Bali Wiam Satriawan di Denpasar, Kamis (7/4/2022).

Satriawan mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki sudah berupaya agar lima PMI tersebut ikut pulang dengan sebelas rekannya.

Saat ini, lima PMI yang tidak mau pulang ini masih tinggal di rumah penampungan yang disediakan KBRI di Turki.

"(Memilih bertahan) Itu pilihan mereka, KBRI udah membujuk mereka nggak mau. (Mereka tinggal sementara) dengar-dengar katanya di shelter nggak tau saya pastinya. Itu urusan Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) dan KBRI," kata dia.

Sementara itu, delapan pekerja migran lainnya tak mau pulang karena sudah mendapat pekerjaan. Namun, Satriawan belum bisa memastikan pekerjaan yang didapat pekerja migran itu.

"8 (PMI di Turki) sudah dapat kerja dan enggak mau pulang. Enggak (pekerjaan yang dijalani PMI ini di Turki) tahu karena itu ranahnya Kemenlu," katanya.


Satriawan menambahkan, sebelas PMI yang sudah bersedia pulang itu kemungkinan tiba di Tanah Air pada Jumat (8/4/2022).

"Sampai saat ini UPT BP2MI belum mendapat info akurat terkait hal tersebut (Kepulangan 11 PMI dari Turki). Hanya saja info yang baru kami dapatkan bahwa 11 orang tersebut landing di Jakarta dan akan di-handle Kemensos satu sampai tiga hari sebelum dipulangkan ke Bali," katanya.

Calon PMI jangan gampang tergiur

Agar kejadian yang menimpa para PMI ini tidak terulang, Satriawan menghimbau para calon PMI untuk tidak mudah tergoda dengan rayuan para penyalur tenaga kerja.

"Jangan mau dibujuk rayu, (dibilang) 'kamu nggak usah ikut prosedural lama itu, sama saya aja dijamin berangkat besok', cara-cara itu," katanya.

"Lewat (aplikasi) Bali Mantap aja tuh ada lowongan resmi. Bali mantap itu aplikasi kita, jadi di situ semua ada informasinya, agen resminya dan lowongan yang resmi," tambahnya.

Sebelumnya, kasus ini terungkap setelah empat PMI asal Buleleng yang sempat terkatung-katung di Turki, melaporkan dugaan penipuan yang menimpanya ke Polres Buleleng.

Mereka melaporkan terduga pelaku inisial KPR dan AAKRS. KPR diduga bertindak sebagai perekrut PMI di Bali. Dia bekerja di bawah perintah AAKRS, yang berperan sebagai penampung PMI di Turki.

Mereka membawa kasus ini ke ranah hukum karena merasa ditipu oleh agen penyalur tenaga kerja. Mereka diberangkatkan untuk bekerja ke Turki namun menggunakan visa liburan. Selain itu, pekerjaan yang mereka dapat di sana tak sesuai yang dijanjikan.

Bahkan, para pekerjaan migran yang berjumlah 29 ini juga ditempatkan di sebuah losmen yang jauh dari kata layak oleh agen. Dari 29 PMI yang menjadi korban dalam kasus ini lima orang sudah pulang ke Bali.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/07/173955578/pinjam-uang-untuk-merantau-5-pekerja-migran-asal-bali-memilih-bertahan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke