Salin Artikel

Tanggul Waduk Rancang Jebol, 4 RT di Lamongan Terendam

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Gunadi mengatakan, sebelum jebol sekitar pukul 01.30 WIB ada warga yang mengetahui bahwa tanggul waduk bocor.

Kebocoran itu sempat ditambal dengan alat seadanya, namun akhirnya tetap jebol.

"Sekitar jam 01.00 WIB itu ada pencari ikan yang tahu, kalau tanggul waduk ada yang bocor. Lalu bagian yang berlubang itu ditambal, namun tetap saja jebol dengan panjang 3 meter, lebar 8 meter dan tinggi 12 meter," ujar Gunadi, kepada awak media di Lamongan, Kamis (7/4/2022).

Imbas jebolnya tanggul waduk, empat Rukun Tetangga (RT) di Desa Rancangkencono terimbas.

Sawah, saluran irigasi maupun jalan poros desa terendam air, begitu pula perumahan warga setempat.

Upaya penutupan tanggul waduk yang jebol terus diupayakan, namun derasnya aliran air ditambah kedalaman tanggul yang ambrol menjadi kendala tersendiri bagi petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air (SDA) Lamongan di lokasi.

"Sudah dipasangi 10 lembar gedek (anyaman bambu), namun derasnya arus air dan kedalamannya menjadi kendala tersendiri," ucap Gunadi.

Akibatnya, genangan air setinggi kurang lebih 30-40 sentimeter merendam empat RT dengan jumlah terdampak sekitar 150 keluarga.

Selain itu jalan desa, satu tempat ibadah, dan dua taman pendidikan juga tergenang air.

Sementara sawah yang terendam tak merugikan petani karena baru saja selesai panen. 

Begitu pula dengan pematang sawah, yang hingga kini belum dilaporkan adanya kerusakan.

"Tidak ada yang menjadi korban. Secara materiil juga tidak, karena petani pasca panen," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat sidak meninjau lokasi jebolnya tanggul waduk.

Dugaan sementara, jebolnya tanggul disebabkan kondisi tanah tanggul yang sudah kritis dan debit air waduk melebihi kapasitas.

Selain petugas BPBD Lamongan, perbaikan tanggul yang jebol juga melibatkan alat berat milik Dinas PU SDA, serta dibantu dengan alat guna penanggulangan banjir dari BPBD Lamongan.

“Tanggul yang jebol kita tutup dengan tanah, Insyallah nanti bisa teratasi. Karena memang limpahan ini terjadi akibat kapasitas waduk yang sudah sampai 97 persen sehingga tekanan air yang keluar, tentunya sangat deras sekali," tutur Yuhronur.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/07/162000278/tanggul-waduk-rancang-jebol-4-rt-di-lamongan-terendam

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com