Salin Artikel

Pemkot Malang Tak Miliki Anggaran Penanganan, Rumah di Jalan Muharto Terancam Ambrol

Kepala BPBD Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan, tak tertutup kemungkinan ada rumah yang ambrol kembali di wilayah itu.

Alie mengingatkan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perubahan cuaca ekstre dari hujan ke kemarau akan terjadi hingga Mei.

"Mari kita perhatikan karena dengan kondisi yang ada nanti yang dikhawatirkan ada potensi kembali karena di sungai pas belokan tikungan itu berpengaruh akhirnya menggerus tanah dari bawah dan atas," kata Alie saat diwawancarai, Rabu (6/4/2022).

Alie juga sudah menyampaikan kepada lurah setempat untuk memberikan pemahaman kepada warga yang tinggal di sempadan agar waspada.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang Dyah Ayu Kusuma Dewi mengatakan, hanya ada dua solusi untuk menangani rumah warga yang berada di sempadan sungai. 

Pertama, melakukan plengsengan di sepanjang pinggir sungai. Namun hal itu belum bisa dilakukan karena terkendala anggaran.

Kedua, membuatkan tempat relokasi bagi warga yang tinggal di sempadan sungai. Namun, pilihan ini terkendala karena belum menemukan lahan yang tepat.

"Terkait plengsengan di kami tidak ada anggarannya, sehingga nanti akan kami koordinasikan dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas," katanya.

Dinas PUPRPKP Kota Malang akan menyampaikan kondisi di wilayah sempadan sungai tersebut kepada BBWS Brantas.

"Nanti kita bersurat, telepon, kita nanti tak kirim fotonya lewat WA, makanya kita berkoordinasi menyampaikan kondisi saat ini di lapangan, harapannya nanti ketika ada dana insidentil di sana bisa dialirkan di sini," katanya.

Dyah menegaskan, sebenarnya rumah yang berada di sempadan sungai telah menyalahi aturan.

"Kalau di sempadan tidak diperkenankan, bukan untuk hunian sebetulnya, sempadan itu difungsikan untuk penjagaan air apabila air naik sebetulnya," ujarnya.

Wali Kota Malang Sutiaji sangat berharap adanya respons cepat dari BBWS Brantas. Sutiaji berjanji selalu hadir memberikan solusi dengan upaya mitigasi bencana di wilayah tersebut.

"Kami tidak ingin ada korban, BBWS dalam waktu dekat akan melihat ke sini. Karena tidak menutup kemungkinan akan merembet kalau tidak segera ditangani," katanya.

Sebelumnya, enam rumah yang berada di Jalan Muharto, Gang V, RT 05 RW 06, Kelurahan Kota Lama, Kota Malang, Jawa Timur, ambrol.

Peristiwa itu terjadi secara bertahap pada Selasa (5/4/2022) pukul 10.00 WIB.

Rumah-rumah tersebut berada di sempadan DAS Brantas. Saat kejadian tidak ada hujan dan angin kencang atau cuaca dalam keadaan normal.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/06/204933878/pemkot-malang-tak-miliki-anggaran-penanganan-rumah-di-jalan-muharto

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com