Salin Artikel

Pembudidaya Lobster di Banyuwangi Kesulitan Bibit karena Diambil Eksportir Gelap

Mereka biasanya menerima bibit lobster berupa benih bening lobster (BBL) atau benur dan lobster muda yang kondisinya baik, tidak terkena racun ikan.

Komisaris Kampung Lobster Chandra Astan mengatakan, mereka harus bersaing dengan eksportir gelap yang mendominasi karena bisa memberikan harga lebih tinggi pada nelayan penangkap BBL.

Eksportir gelap itu mengirim BBL secara ilegal ke luar negeri. Padahal bila dibudidaya pembesaran sendiri, akan memberikan keuntungan lebih tinggi.

"Kalau benih lobster muda sih banyak, tapi benih bening ini kita harus bersaing dengan, mohon maaf saya katakan ini, masih ada benih bening yang diekspor secara ilegal. Jadi kita harus bersaing dengan mereka ini, dan harganya tidak bersahabat dengan pembudidaya, terlalu tinggi," kata Chandra di Banyuwangi, Sabtu (2/4/2022).

Misalnya yang terbaru, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menangkap seorang warga Kabupaten Jember dan satu orang dari Banyuwangi, Rabu (6/10/2021), terkait penyelundupan BBL asal Banyuwangi.

Padahal selain pasokan bibit, pihaknya masih harus menghadapi kendala penyakit susu, sifat kanibal lobster, dan pakan berupa hewan moluska yang cepat membusuk.

Sejumlah percobaan teknologi budidaya yang mereka lakukan akhirnya bisa mengatasi masalah-masalah itu.


Percobaan beberapa desain keramba dasar mereka lakukan hingga kini jumlahnya 300 buah yang terpasang di 4 hektar dasar laut Selat Bali.

Mereka juga memproduksi sendiri pakan buatan yang lebih awet di dalam laut, yang justru bisa membuat lobster lebih cepat besar.

"Jadi banyak problem, sehingga tidak banyak yang mencoba. Tapi kami coba, dan ini sepertinya sudah bisa menjadi contoh buat yang mau meniru nantinya," kata Chandra lagi.

Dari beragam uji coba itu survival rate (SR) atau tingkat ketahanan hidup lobster membikin dari awalnya 20 persen menjadi 80 persen.

Tak hanya itu, pakan buatan yang mengandung vitamin dan mineral untuk lobster membuat mereka lebih cepat besar dan lebih cepat bisa dipanen.

Dia juga berharap semakin banyak pembudidaya lain yang membesarkan lobster di Indonesia, untuk kegiatan ekonomi dalam negeri.

Untuk masalah pasokan bibit yang belum terpecahkan, menurutnya pemerintah dan pihak lain yang terkait perlu mengadakan uji coba pemijahan sampai penetasan telur lobster hingga bisa melakukan pembibitan sendiri.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/03/155004878/pembudidaya-lobster-di-banyuwangi-kesulitan-bibit-karena-diambil-eksportir

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com