Salin Artikel

Kirab Tumpeng Setinggi 2 Meter dan Hasil Bumi, Cara Penyintas Sambut Ramadhan

Mereka melakukan arak-arakan dengan membawa nasi tumpeng dan hasil bumi dari Pemandian Tirtosari menuju lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jumat (1/4/2022).

Nasi setinggi dua meter dan dua tumpukan hasil bumi tersebut dibuat oleh penyintas Semeru yang mengungsi di Desa Penanggal secara gotong royong.

Dengan antusias, para penyintas melakukan kirab bersama diiringi irama musik kentongan yang mereka mainkan dengan merdu.

Sontak, pertunjukan kirab yang menempuh jarak lebih dari 2 km tersebut menjadi tontonan warga sekitar. Tidak sedikit warga yang mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponselnya.

Beberapa warga secara bergantian juga turut membantu memanggul tumpeng dan hasil bumi.

Hadi, salah satu warga Desa Penanggal mengatakan bahwa acara kirab tumpeng ini sejatinya rutin dilakukan oleh warga setiap menjelang Ramadhan.

Namun, menurutnya momen kali ini terasa lebih spesial.

Bukan hanya karena sudah dua tahun terakhir tidak ada kegiatan semacam ini, tapi keberadaan para penyintas bencana memeriahkan suasana sekaligus menjadi momentum kebersamaan dan saling berbagi kebahagiaan.

"Sebenarnya dulu rutin, cuma dua tahun ini yang enggak ada. Kirab sekarang bisa dikatakan sebagai ajang berbagi rasa syukur bersama penyintas," ungkapnya.


Bentuk rasa syukur

Terlihat dalam iring-iringan, sosok nyentrik Mak Lampir dan orang berpakaian ala kerajaan dengan membawa ular di bahunya.

Sekretaris Desa Penanggal, Mufidun Alamin mengatakan adanya dua sosok nyentrik tersebut merupakan perpaduan budaya Gunung Semeru dan Gunung Merapi.

"Mak lampir kan identik dengan merapi, sedangkan kalau semeru identik dengan ularnya. Karena di sini juga banyak relawan yang dari Jogja, maka coba kita kolaborasikan," terang Amin.

Amin menambahkan acara yang digelar sejak sore tadi menjadi bentuk rasa syukur yang dipanjatkan penyintas karena telah selamat dari bencana erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 silam.

"Ini bukti rasa syukur para penyintas yang tinggal di pengungsian Desa Penanggal karena mereka telah terselamatkan dari erupsi Gunung Semeru pada Desember silam," kata dia.

Sementara itu, Munah salah satu penyintas asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo mengaku senang dan terhibur dengan adanya kegiatan ini.

Sebab, telah lebih dari 3 bulan lamanya ia tinggal di pengungsian.

"Senang, hiburan juga ini karena kan bosan di sini sudah lama juga, jadi memang butuh hiburan seperti ini," ungkapnya.

Kemeriahan di lapangan Desa Penanggal tidak selesai sampai di situ. Malam nanti, para penyintas masih akan mendapatkan hiburan berupa pentas seni yang berasal dari penyintas bencana, relawan, dan masyarakat setempat.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/01/195947078/kirab-tumpeng-setinggi-2-meter-dan-hasil-bumi-cara-penyintas-sambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke