Salin Artikel

Melihat Kampung Pancasila di Desa Senduro Lumajang, Hidup Berdampingan dalam Perbedaan

Bukan hanya soal budaya, ras, dan suku. Agama yang dianut warga negara pun beragam.

Indahnya, mereka telah lama hidup berdampingan tanpa memandang adanya perbedaan identitas tersebut.

Seperti yang sudah dilalui warga Dusun Sumberrejo, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ratusan tahun lamanya.

Kompleks yang terdiri dari 3 RW dan 9 RT itu dikenal dengan nama Kampung Pancasila.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Sejumlah warga yang tinggal di RW 8, RW, 10, dan RW 11 itu tampak rukun satu sama lain meski hidup dengan perbedaan keyakinan.

"Di sini ada 180 KK muslim, 20 KK Hindu, dan tiga KK Kristen dan rumahnya saling bersebelahan," kata Kepala Desa Senduro Farid, Rabu (30/3/2022).

Sepanjang kampung tersebut dipenuhi dengan puluhan umbul-umbul merah putih dan cat tembok dengan warna serupa dilengkapi monumen bertuliskan butir-butir pancasila dan burung Garuda di setiap pojok tikungan.

Potret kerukunan juga terbentuk dengan adanya kotak koin di depan rumah setiap warga yang akan digunakan sebagai kebutuhan menjaga kebersihan dan keamanan kompleks sesuai jadwal piket.

"Setiap rumah ada kotak koin seikhlasnya yang akan diambil setiap hari oleh petugas piket keamanan dan digunakan sebagai kebutuhan pos ronda dan kebersihan," tambahnya.

Saking rukunnya warga di sana, setiap ada yang memiliki hajat atau terdapat keluarga yang meninggal, semua orang akan berdatangan untuk membantu dan mendoakan sesuai keyakinan masing-masing.

"Kalau ada yang meninggal pasti semua datang dan mendoakan. Contoh kalau yang Hindu ada yang meninggal, warga selain Hindu juga datang untuk mendoakan sesuai keyakinan keluarga yang kehilangan. Walaupun di sana hanya diam saja, begitu pun sebaliknya," ujar Farid.

"Aslinya tiga tempat, tapi yang secara silsilah keluarga dari nenek moyang sana masih ada ya di kampung Pancasila ini," tuturnya. 

Menurut Farid, setiap anak kecil di desa ini juga sudah hafal Pancasila sejak dini. Mereka terbiasa membaca Pancasila saat bermain karena setiap pojok jalan memiliki tulisan Pancasila.

"Ini semua anak-anak hafal Pancasila, lah gimana kalau pas main kan sambil baca tulisan di pojokan itu," ungkapnya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/31/082838778/melihat-kampung-pancasila-di-desa-senduro-lumajang-hidup-berdampingan-dalam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke