Salin Artikel

Jembatan Ngaglik 1 Lamongan Patah dan Ambles, Polisi: Tidak Ada Korban Jiwa

Pihak kepolisian memastikan, tidak ada korban jiwa dalam insiden jembatan ambles di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Lamongan, Jawa Timur tersebut.

Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana menjelaskan, jembatan tersebut ambles sekitar 1 meter.

Petugas kepolisian pun diterjunkan ke lokasi untuk mengatur arus lalu lintas,

"Untuk korban jiwa, sampai saat ini saya pastikan nihil. Menurut saksi yang melihat, kejadian berlangsung sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Miko, saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa.

Saat ini, petugas masih melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas dan pengalihan arus di lokasi kejadian supaya kendaraan dapat tetap berjalan.

Kendaraan masih dapat melintasi Jembatan Ngaglik 1, lantaran hanya bagian tengah jembatan yang ambles.

Sementara bagian kanan dan kiri jembatan, masih dapat dilewati oleh kendaraan kendati harus berjalan dengan cukup pelan dan hati-hati.

"Arus lalu lintas sementara bergantian. Dengan kendaraan dari arah Tuban menuju Surabaya dan sebaliknya, bisa melewati Jalur Daendles, atau juga bisa melewati Kedungpring menuju Babat," kata Miko.


Minta segera ditangani

Miko mengatakan, Jembatan Ngaglik 1 berada di jalan poros nasional dan berperan penting dalam menunjang perjalanan dari wilayah Kabupaten Tuban menuju Surabaya, maupun sebaliknya.

Sehingga Miko mengharapkan, pihak terkait untuk segera melakukan penanganan atas musibah yang terjadi.

"Sementara ini kami mengurai arus lalu lintas di lokasi, termasuk akan berkoordinasi dengan rekan (kepolisian) Gresik dan Tuban untuk jalur pengalihan alternatif bagi para pengendara mobil," tutur Miko.

Mengacu papan yang terpasang di sekitar lokasi dengan tertanda Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jembatan Ngaglik 1 tercatat dengan nomor 28.006.002.0 dengan lokasi -7.10938 LS dan 112.3997 BT.

Adapun panjang jembatan 25 meter (1 bentang). Jembatan Ngaglik 1 dibangun pada 1993.

Setelah jembatan ambles, petugas mengimbau pengendara lebih berhati-hati.

"Kami juga mengimbau kepada para pengendara, meskipun jembatan masih dapat dilewati, untuk tetap berhati-hati dan mengikuti petunjuk dari petugas saat melintas," ucap Miko.

Sementara dari penuturan salah seorang saksi mata yang melihat kejadian, Supri (56), sempat terlihat beberapa kendaraan di atas Jembatan Ngaglik 1 pada saat kejadian patah dan ambles berlangsung.

"Tadi (saat kejadian) ada dua sepeda motor, satu pikap dan satu truk gandeng. Untuk truk, gandengannya malah sempat kayak terbang karena ambles jembatannya," kata Supri.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/29/173537178/jembatan-ngaglik-1-lamongan-patah-dan-ambles-polisi-tidak-ada-korban-jiwa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com