Salin Artikel

Pengamat: Apa Untungnya Mem-"bully", apalagi Sudah Ada yang Meninggal, Mau Tertawa di Balik Penderitaan Orang?

KOMPAS.com - Seorang ibu di Jember, Jawa Timur, berinisial FN, tega membuang bayinya berusia satu bulan ke sumur.

FN membuang bayinya karena sering dirundung (bully). Sebab, anaknya tidak disusui menggunakan air susu ibu (ASI), tetapi memakai susu formula.

Atas perbuatannya, FN pun telah ditetapkan polisi sebagai tersangka dan terancam penjara di atas tiga tahun.

Pengamat sosiologi dari Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, Rahmat Muhammad, menyayangkan adanya kejadian tersebut.

Rahmat pun lantas mempertanyakan apa untungnya merundung sampai harus ada korban jiwa.

"Apalagi sudah ada meninggal, mau tertawa di balik penderitaan orang, tentu tidak kan. Jadi, apa untungnya mem-bully," kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/3/2022) sore.


Jadi, kata Rahmat, ini pelajaran bagi kita semua bahwa tidak ada untungnya merundung, kecuali hanya kepuasan sesaat.

Kata Rahmat, ketika kita dirundung sebaiknya tidak usah direspons.

"Jadi itu harus diabaikan saja, tidak perlu reaktif dan responsnya tidak usah berlebihan," jelasnya.

Rahmat mengatakan, perundungan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sosial, ditambah lagi dengan adanya alat bantu media sosial.

Ketika seseorang merasa tertekan karena dirundung, sambung Rahmat, tidak menutup kemungkinan orang itu akan melakukan hal di luar nalar mereka, sama seperti yang terjadi oleh ibu ini.


"Seharusnya itu tidak perlu terjadi kalau misalnya kekuatan eksternal juga ikut membantu," ujarnya.

Rahmat menilai, kemungkinan orang yang merundung ibu tersebut memiliki masalah pribadi.

"Ketika ibu ini melahirkan dan menyusui anaknya pakai susu formula, dan ada orang-orang yang tidak suka dengan si ibu itu dijadikan argumentasi untuk menghukum. Itu sifanya dari personal ke kolektif," jelasnya.

Dalam kasus ini, Rahmat menilai, si ibu lemah dalam proteksi keluarga. Sebab, sangat tidak masuk akal hanya karena dirundung kemudian ia tega membunuh bayinya.

"Tapi, apa pun dilakukan oleh seseorang apabila terpojok dan dia sendiri. Kemungkinan juga suami, orangtua, saudara, dan mertuanya tidak membantu akhirnya terjadi seperti ini," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/29/050800378/pengamat-apa-untungnya-mem-bully-apalagi-sudah-ada-yang-meninggal-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke