Salin Artikel

Hujan dan Angin Kencang di Malang, Sejumlah Warung Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Kondisi itu mengakibatkan pohon tumbang di Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang. Terlihat beberapa warung makan di pinggir jalan rusak.

Kemudian angin kencang mengakibatkan plafon gedung Islamic Center Kota Malang diduga rubuh.

Pemilik Warung Padang, Suryadi Tanjung mengatakan, saat kejadian dirinya sedang tidur bersama istrinya. Sedangkan anaknya bernama Amanda Abdilah Syah Putri sedang mengaji di luar.

"Kemudian adik saya berdua lagi di dapur, waktu ada petir itu sudah terasa getar, kemudian enggak lama tiba-tiba aja roboh pohon itu, asbesnya juga," kata Suryadi.

Beruntungnya saat kejadian, tidak ada pembeli di warung makannya. Namun satu unit sepeda motor matik miliknya ikut tertimpa pohon rubuh.

"Alhamdulillah keluarga aman, kerusakan lain di dalam paling seperti alat-alat dapur, meja, kursi ketimpa," katanya.

Sedangkan pemilik warung lainnya, Ahmad Rifai (40) yang berjualan bakso dan pangsit mengatakan, saat kejadian terdapat 11 pembeli dan lima pegawai di warungnya.

Meski begitu, tak ada korban jiwa dalam insiden itu. Salah satu pembeli di warungnya sempat pingsan.

"Kejadiannya sekitar jam 5 kurang 10, warung saya kerobohan, ada satu pembeli kaget sempat semaput tapi enggak sampai kenapa-kenapa, yang rusak juga kios sebelah konter sama yang warung Padang," katanya.

Divsisi lain, di wilayah kelurahan yang sama beredar video di grup WhatsApp tentang plafon gedung Islamic Center Kota Malang diduga rubuh.

Padahal bangunan tersebut baru diresmikan akhir 2020. Bangunan itu sempat jadi lokasi penyelenggaraan tes CPNS pada 2021.

"Wes ayo nang ngarep, situasi saat ini Islamic hancur," dikutip dari suara video tersebut.

Saat Kompas.com mendatangi tempat tersebut tidak diperkenankan masuk oleh dua pria yang diduga penjaga keamanan.

"Mas bahaya, kata pimpinan enggak boleh masuk," kata salah satu pria tersebut secara singkat.

Lurah Arjowinangun Andi Hamzah mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden pohon tumbang yang menimpa warung-warung di wilayah itu.

Total ada enam titik pohon tumbang di wilayahnya. Petugas BPBD Kota Malang dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang juga sedang melakukan penanganan.

"Kenapa enggak didahulukan yang beringin ini karena masih ada kabel listrik, kemudian jenis pohonnya luar biasa dengan tinggi sampai sekitar 20 meter begitu juga diameternya besar sehingga butuh alat berat, tetapi petugas sedang menangani di titik lainnya," ungkapnya.

Pihaknya juga tidak berani untuk meminta warga melakukan proses evakuasi pohon beringin yang tumbang itu karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Takutnya nggak memiliki pengetahuan memotong pohon, mending ahlinya saja," katanya.

Soal plafon di Islamic Center Kota Malang yang rubuh menurutnya hal itu tidak benar. Dirinya juga sudah meninjau tempat tersebut.

"Enggak ada kerusakan, kami sempat ke sana, enggak ada hal yang rubuh," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/28/215325878/hujan-dan-angin-kencang-di-malang-sejumlah-warung-rusak-tertimpa-pohon

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com