Salin Artikel

Besok, Driver Ojol Demo Besar-besaran di Surabaya, Hindari Titik Lokasi Ini

Unjuk rasa dilakukan para driver ojol sebagai bentuk protes keras terhadap pemerintah atas kondisi biaya yang dipatok oleh perusahaan.

Aturan terkait biaya tersebut dianggap tidak berpihak terhadap nasib ojol.

Humas Frontal Daniel Lukas Rorong menyebutkan, lebih dari 24.000 driver ojek online yang akan mengikuti aksi tersebut.

Titik lokasi demonstrasi

Aksi ribuan driver ojol tersebut akan digelar besok pagi sejak pukul 07.00 WIB sampai selesai.

"Titik kumpul pada pukul 07.00 WIB, di frontage depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani. Kemudian bergeser ke kantor Diskominfo Jawa Timur yang lokasinya tidak jauh dari Dishub Jawa Timur," ungkap Daniel, Rabu (23/3/2022).

Selanjutnya massa bergerak menuju kantor Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XI Jawa Timur di kawasan Gayungsari Barat dan ke Polda Jawa Timur di kawasan Ahmad Yani.

Aksi berlanjut ke kantor perwakilan empat aplikator yakni di Jalan Ronggolawe, Jalan Raya Ngagel, Plasa Boulevard Pemuda (depan WTC), dan ke MNC Tower di TAIS Nasution.

Kemudian ke kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV Jawa Timur di Jalan Basuki Rachmad, DPRD Jawa Timur di Jalan Indrapura, dan berakhir di Grahadi Jalan Gubernur Suryo.

Upah rendah

Adapun biaya yang dimaksud dalam tuntutan adalah upah ojol yang kini hanya sebesar Rp 6.400.

Jumlah tersebut, bagi mereka, cukup rendah. Parahnya, ada perusahaan baru yang menerapkan harga di bawah itu.

Daniel menyebutkan, aturan tarif itu tidak sesuai dengan regulasi pemerintah.

Massa berharap para pemilik aplikasi melakukan evaluasi terhadap biaya tambahan yang saat ini dinilai memberatkan kepada pelanggan dan juga tidak berpihak kepada mereka.

"Maka aksi besok adalah bentuk permintaan keras kami agar Menteri dan Ditjen Perhubungan Darat bisa hadir dan melihat langsung aksi kami besok dan bisa mengetahui sendiri di lapangan seperti apa, banyak rekan kita yang menjerit atas kondisi hari ini," beber dia.

"Serta kami juga meminta agar menindak tegas aplikasi yang nakal tidak sesuai dengan aturan yang ada," cetus dia.


Daniel mengimbau seluruh rekan seperjuangannya tetap tertib, satu komando, serta tetap bermasker saat mengikuti aksi

"Kita sudah minta mereka agar tidak melakukan hal yang rasis dan anarkis yang dapat merugikan diri kita sendiri, fokus pada tuntutan agar maksimal," imbaunya.

Daniel juga memohon maaf kepada semua warga Surabaya dan seluruh pengguna jalan jika terganggu selama aksi berlangsung.

"Kami mohon maaf jika terganggu dengan kemacetan besok, kami mohon ikhlasnya kepada semua warga dan pengguna jalan, kami sedang berjuang untuk hak kami dan keluarga kami," tanda dia.

Para demonstran yang tercatat akan datang besok, antara lain berasal dari Gresik, Lamongan, Tuban, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Jember, bahkan ada dari Banyuwangi.

Berikut tuntutan demonstran:

1. Hadirkan Menteri Perhubungan atau Dirjen Perhubungan Darat di Surabaya saat aksi untuk implementasi PM 12 dan KP 348

2. Hadirkan aplikator pusat pemegang keputusan untuk dapat mengubah tarif bersih yang diterima driver selaku mitra.

3. Evaluasi biaya tambahan yang diberlakukan aplikasi saat ini.

3. Mendorong pemerintah meninjau dan menindak aplikasi baru yang tidak sesuai dengan aturan

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/23/180440178/besok-driver-ojol-demo-besar-besaran-di-surabaya-hindari-titik-lokasi-ini

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com