Salin Artikel

Cerita Penyilang 17 Spesies Baru Anggrek Asal Lumajang yang Tersertifikasi Internasional

Total, 17 jenis anggrek hybrid telah disilangkan Eko melalui persilangan tanaman anggrek jenis Dendrobium.

Semua jenis anggrek baru hasil silangannya, telah terdaftar di Orchid Roots, sebuah lembaga sertifikasi internasional untuk tanaman anggrek yang berpusat di Inggris.

Kisah keberhasilan Eko bisa sampai pada titik ini bermula saat diilhami ide setelah melihat ada potensi lebih yang bisa digali seputar dunia anggrek di Lumajang.

Eko yang pernah bekerja di kebun Handoyo Budi Orchids (HBO) di Kota Batu pada 2015, coba mempraktekkan ilmu yang didapatnya darisana dengan menyilangkan tanaman anggrek jenis Enobi Purple dengan Phalarnopsis.

Hasilnya, dari persilangan tersebut, tumbuh anggrek Dendrobium varian baru yang diberi nama Pesona Lumajang.

Tidak puas sampai di situ, Eko kemudian mulai rajin bereksperimen menyilangkan sejumlah tanaman anggrek Dendrobium hingga berhasil menciptakan 17 spesies anggek baru dari hasil karya persilangan yang dilakukan.

Eko menjadi orang Lumajang pertama yang berhasil menyilangkan tanaman anggrek dan mematenkan spesies baru dari hasil karyanya ke lembaga resmi.

Bahkan, beberapa jenis hybrid yang berhasil ia silangkan diberi nama dengan mengangkat nuansa yang mencirikan Lumajang seperti Mini Lumajang, Mini Regulo, Lumajang Exsotik, Lumajang Unique, Ranu Kumbolo dan Rumini.

"Nama-nama yang saya daftarkan beberapa menggunakan ciri khas lokal Lumajang. Tujuannya biar mengangkat nama Lumajang dan Lumajang bisa dikenal masyarakat luas lewat anggrek," jelasnya saat ditemui di kebunnya, Sabtu (12/3/2022).


Tidak ingin karyanya diklaim orang lain, Eko pun mendaftarkan ke-17 anggrek hasil silangannya itu ke lembaga resmi sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan keuletannya dalam melakukan teknik penyilangan tanaman anggrek.

Selain itu, sertifikasi tersebut untuk melindungi hak cipta sebagai bentuk penghargaan terhadap kekayaan intelektual.

Menurut pria yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kabupaten Lumajang itu, kontribusinya dalam pertanian khususnya persilangan tanaman anggrek diharapkan dapat menambah minat petani lokal untuk membudidayakan anggrek lokal tersebut.

Teknik persilangan pada tanaman anggrek tak hanya untuk menciptakan jenis baru namun juga dapat meningkatkan mutu anggrek itu sendiri.

Eko juga sudah menjalin program kerja sama berupa kemitraan dengan petani plasma.

Sehingga, ke depan ada dukungan dari pemerintah agar pembudidayaan bunga anggrek di Kabupaten Lumajang semakin banyak peminatnya dan berkembang luas.

"Ada program kemitraan dengan petani plasma dan kami jamin pasarnya," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/20/225416178/cerita-penyilang-17-spesies-baru-anggrek-asal-lumajang-yang-tersertifikasi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com