Salin Artikel

15 PMI Asal Blitar Dipulangkan karena Sakit, 2 Meninggal Sebelum Tiba di Rumah

Mereka merupakan bagian dari 15 PMI asal Kabupaten Blitar yang terpaksa dipulangkan ke Indonesia lantaran sakit.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Mujianto mengatakan seorang PMI pria asal Blitar meninggal saat berada dalam penanganan medis di negara tempatnya bekerja, Malaysia.

"Satu PMI kita meninggal di rumah sakit di Malaysia akibat serangan stroke. Jadi untuk kasus ini jenazahnya yang kita pulangkan kepada pihak keluarga di Kecamatan Garum," kata Mujianto kepada wartawan, Jumat (18/3/2022).

Seorang PMI lagi, ujarnya, berjenis kelamin perempuan yang meninggal saat menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta.

13 orang masih jalani perawatan

Mujianto mengatakan, sisanya yakni sebanyak 11 PMI telah berada di Kabupaten Blitar namun masih harus menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit.

"Jadi 13 PMI yang sakit selama Januari-Februari ini semuanya sudah dipulangkan meskipun terdapat dua yang meninggal," tuturnya.

Penyakit yang diderita oleh 13 PMI itu, kata dia, beragam mulai dari hipertensi, gegar otak hingga gangguan kejiwaan.

"Penyakitnya macam-macam. Ada depresi, hipertensi, gegar otak, dan lainnya," kata Mujianto.


Dipulangkan

Menurut Mujianto, pemerintah akan membantu memulangkan PMI yang sakitnya tidak kunjung sembuh saat bekerja di negara tujuan.

Pihak konsulat jenderal RI (KJRI), Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan perusahaan penempatan PMI, kata dia, akan membantu proses pemulangan PMI hingga ke rumah asalnya.

"Biasanya seorang PMI akan dapat dipulangkan setelah kondisi kesehatannya memungkinkan, mulai stabil," ujarnya.

Jika seorang PMI sakit di tempatnya bekerja, kata Mujianto, sudah terdapat mekanisme yang baku untuk melapor dan mendapatkan pertolongan medis.

Sedangkan jika sakitnya cukup parah, jelasnya, seorang PMI diizinkan untuk mendapatkan hak dipulangkan ke Indonesia dengan pendampingan dari pihak-pihak terkait.

Mujianto mengatakan, dari 13 PMI asal Kabupaten Blitar yang dipulangkan karena sakit selama Januari-Februari itu, hanya 4 orang berjenis kelamin pria, sisanya perempuan.

Mereka, kata Mujianto, paling banyak bekerja di Hongkong, yaitu 6 orang, disusul Malaysia 4, Taiwan 3, Saudi Arabia 1 dan Brunei Darussalam 1. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/18/181824478/15-pmi-asal-blitar-dipulangkan-karena-sakit-2-meninggal-sebelum-tiba-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com