Salin Artikel

Nestapa Penjual Kerupuk di Tengah Tingginya Harga Minyak Goreng, Terjerat Utang Rp 30 Juta dan Berhenti Produksi

Pemilik usaha kerupuk, Surono mengatakan pihaknya sudah merumahkan karyawannya per hari ini, Kamis (17/3/2022).

Sebab, pendapatan produksi kerupuk yang dia jalankan tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan.

"Justru kami merugi. Hingga saat ini kami mempunyai tanggungan hutang Rp 30 juta sejak harga minyak naik beberapa waktu lalu," ungkapnya saat ditemui, Kamis (17/3/2022).

Sebelumnya, ia mengaku masih berusaha bertahan, saat minyak goreng berada di harga Rp 20.000 per liter beberapa waktu lalu.

"Hari ini kami mendengar harga minyak goreng sudah Rp 24.000. Akhirnya kami putuskan untuk berhenti produksi," jelasnya.

Pria berusia 51 tahun itu terpaksa merumahkan karyawannya sejumlah 10 orang, sampai pihaknya mampu memproduksi kerupuk kembali.

"Belum tahu kapan kami akan memproduksi kembali. Pastinya sampai harga minyak goreng kembali turun," jelasnya.

Dalam satu hari pihaknya membutuhkan 15 liter minyak goreng untuk menggoreng kerupuk.

"Kalau kita mensiasati dengan cara menaikkan harga kerupuk tidak mungkin. Sudah pasti tidak akan ada yang beli," imbuhnya.


Selama berkecimpung dalam usaha produksi kerupuk sejak 2003 silam, Surono mengaku baru kali ini ia merumahkan karyawannya.

Sebab menurutnya baru kali ini harga minyak goreng terlampau mahal hingga tak bisa dijangkau.

"Biasanya harga minyak itu paling mahal itu mungkin Rp 14.000 per liter. Sekarang ini terlampau sangat mahal," ujarnya lirih.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/17/153402978/nestapa-penjual-kerupuk-di-tengah-tingginya-harga-minyak-goreng-terjerat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke