Salin Artikel

Tetangga Tolak Pelaku Pembacokan 10 Orang di Kediri Pulang ke Desanya

Tiga dari 10 korban itu diketahui tewas dan sisanya luka-luka. 

Kepala Desa Pojok Darwanto mengatakan, penolakan tersebut datang dari lingkungan tetangga karena merasa trauma dengan perbuatan Riyanto.

"Ada beberapa yang mengadu kepada saya, kepada pak RT, juga kepada perangkat desa lainnya. Intinya, warga menolak karena trauma," ujar Darwanto melalui sambungan telepon, Rabu (16/3/2022).

Hanya saja, Darwanto menambahkan, permintaan warga tersebut masih sebatas penyampaian secara lisan sehingga belum ada tindak lanjut.

Pihaknya baru akan menindaklanjutinya jika nantinya ada permintaan tertulis berupa surat pernyataan kepada desa perihal penolakan tersebut.

Adanya permintaan tertulis itu juga nantinya akan menjadi landasan pihaknya dalam berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.

Darwanto menegaskan, penolakan tersebut murni berasal dari warga sedangkan pihak desa hanya menampung aspirasi.

"Bukannya saya ngujuk-ngujuki (mendorong) tapi hanya menampung aspirasi. Biar bagaimana pun mereka semua adalah warga saya," tegasnya.

Adapun perihal proses hukum yang kini tengah dijalani Riyanto, pihak desa menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

Sedangkan kondisi korban, dari tujuh orang yang dirawat akibat luka-luka kini mayoritas sudah pulang dan beberapa rawat jalan.

Sejauh ini tersisa satu korban yakni ayah pelaku yang masih menjalani perawatan di RS Simpang Lima Gumul.

Observasi kejiwaan

Riyanto sendiri saat ini masih menjalani pengamatan kejiwaan di RS jiwa yang ada di Kabupaten Malang.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Ajun Komisaris Rizkika Atmada mengatakan, observasi itu dilakukan merujuk pada hasil awal pemeriksaan kejiwaan di RS Bhayangkara Kota Kediri.

Adapun untuk proses penyidikan kasusnya, kata Rizkika, hingga saat ini masih terus berjalan dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Sudah tersangka," ujar Rizkika.

Sebelumnya diberitakan, Riyanto mengamuk menggunakan parang di desanya pada Senin (7/3/2022).

Akibat peristiwa itu menyebabkan sepuluh orang mengalami luka bacok di mana tiga di antaranya tewas.

Para korban tersebut tidak hanya berasal dari tetangganya tetapi juga kedua orang tua dan seorang adiknya.

Usai pembacokan itu, pelaku yang tidak mempunyai pekerjaan tetap itu kemudian ditangkap polisi di rumahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/16/170432078/tetangga-tolak-pelaku-pembacokan-10-orang-di-kediri-pulang-ke-desanya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com