Salin Artikel

Khofifah Satukan Tanah dan Air dari Bumi Majapahit di Kendi Nusantara IKN, Ini Maknanya

Dalam prosesi itu, Khofifah menyerahkan tanah dan air kepada Presiden Jokowi untuk kemudian dituang dan disatukan ke dalam Kendi Nusantara.

Tanah dan air itu dikemas dalam wadah berupa kendi dan kendil dari tanah liat yang dibalut dengan kain batik khas motif Surya Majapahit Mojokerto serta untaian bunga melati dan kantil.

Khofifah menceritakan keistimewaan tanah dan air yang dibawanya dalam prosesi penyatuan tanah atau nusantara satu itu.

Bukan sembarangan, tanah dan air dari Jatim itu dinilai memiliki nilai sejarah dan korelasi yang cukup besar dengan nama ibu kota baru yaitu Nusantara.

Tanah dan air yang dibawa Khofifah diambil dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang disebut sejarah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di mana tercetusnya istilah kata Nusantara oleh Mahapatih Gajahmada.

Dalam sumpahnya, lanjut Khofifah, Gajah Mada menyatakan akan berpuasa sampai semua pulau-pulau di wilayah Nusantara menyatu pada abad kejayaan Majapahit yaitu Abad ke-14 di bawah kepemimpinan Ratu Tribuwana Tunggadewi.

"Ini semua tertulis di dalam Buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Selain itu ada Buku Sutasoma karya Mpu Tantular yang  menuliskan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa," kata Khofifah dalam keterangan tetulisnya, Senin.

Sebagai informasi, tanah yang dibawa Khofifah telah melewati acara prosesi yang diambil langsung dari dua keraton (Barat dan Timur) Kerajaan Majapahit, yaitu Kedaton dan Kumitir.

Sedangkan air yang dibawa berasal dari tujuh sumber, di antaranya adalah sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (12/3/2022) lalu.

"Semua lokasi pengambilan tanah dan air tersebut telah mendapat persetujuan para pakar Majapahit,  budayawan dan sejarawan Majapahit," kata Khofifah.

Dalam kesempatan itu, Khofifah menyatakan dukungan penuh terhadap proses pembangunan IKN sebagai ibu kota negara baru.

Pemilihan nama Nusantara oleh Presiden Jokowi juga dinilai sangat sesuai dengan identitas banga Indonesia akan Bhinneka Tunggal Ika-nya.

"Menurut  referensi yang saya baca, dalam sumpah Palapa yang di ikrarkan Mahapatih Gadjah Mada termaktub katan Nusantara yang maksudnya pulau-pulau yang sangat banyak  ini adalah satu rangkaian ketika pulau-pulau itu bersatu (Nusantara), maka Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma mangrwa kita wujudkan bahwa kebhinekaan ini harus di dalam satu kesatuan dan kebenaran tidak mendua," kata Khofifah.

"Hal tersebut termaktub dalam buku Nagarakartagama karya Mpu Prapanca dan Sutasoma karya Mpu Tantular," lanjutnya.

Tanam bibit pohon

Usai mengikuti prosesi penyatuan tanah dan air bersama Presiden Jokowi, Khofifah dan 33 gubernur lainnya melakukan penanaman pohon di sekitaran kawasan Titik Nol IKN.

Setiap gubernur berkesempatan menanam satu pohon endemik di wilayahnya sebagai perwujudan persatuan seluruh provinsi di Indonesia.

Khofifah sendiri menanam pohon mangga jenis Lalijiwa atau lalijiwo yang merupakan salah satu spesies mangga endemik Jawa.

Tumbuhan yang memiliki nama latin Mangifera lalijiwa itu terkenal akan kelezatan dan rasa manisnya yang berbeda dari mangga jenis lain.

Memiliki warna khas kuning kemerahan ketika masak, Nama lalijiwa sendiri berasal dari kata lali yang mempunyai arti lupa dan jiwo atau jiwa.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/14/183400678/khofifah-satukan-tanah-dan-air-dari-bumi-majapahit-di-kendi-nusantara-ikn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke