Salin Artikel

Mengenal Vila Bella Vista, Bangunan Peninggalan Belanda di Kota Malang yang Terbengkalai

Salah satunya bangunan menyerupai rumah bernama Bella Vista yang terletak di belakang Kantor DPRD Kota Malang.

Namun, sayangnya kondisinya tidak terawat dan beberapa ornamen rusak.

Sekretaris TACB (Tim Ahli Cagar Budaya) Kota Malang Agung Buana menjelaskan, sejarah bangunan tersebut dari berbagai informasi dan catatan yang diterimanya.

Agung menyebut, Bella Vista lebih dulu dibangun dibandingkan Balai Kota Malang.

"Kalau balai kota itu tahun 1929, sedangkan Bella-Vista antara tahun 1920-1925 sudah ada," kata Agung saat dihubungi via ponsel, Minggu (13/3/2022).

Tujuan adanya pembangunannya untuk rumah peristirahatan yang sengaja menghadap ke arah selatan atau Sungai Brantas.

"Karena pemandangannya lebih bagus (sebelum ada bangunan lainnya)," ujarnya.

Saat itu, bangunan Bella-Vista merupakan vila yang ditinggali oleh keluarga asal Belanda. Kawasan sekitar rumah tersebut juga menjadi Bouwplan atau wilayah perencanaan pembangunan kompleks perumahan Belanda.

"Sekitar tahun 1915 sampai 1916, waktu itu Belanda sedang membuat Bouwplan 1 atau perencanaan komplek perumahan," katanya.

Rumah Bella Vista menjadi percontohan yang digunakan untuk membangun perumahan di kawasan itu pada 1920-an.

"Perumahan itu kan butuh contoh model. Modelnya ya rumah dekat balai kota itu (Bella-Vista). Bisa dibandingkan dengan lainnya tampak ada kesamaannya," katanya.

Meski begitu, ia tak menyebut Bella Vista menjadi rumah pertama Belanda di Kota Malang. Sebelumnya, sudah ada rumah bergaya kolonial di kawasan lainnya.

Sedangkan di beberapa tempat lainnya, masih bisa terlihat perumahan kuno seperti di Jalan Ijen.

"Kalau di Ijen itu baru sekitar tahun 1930-an, kemudian rumah belanda pertama itu berada di daerah Jalan Juanda, Martadinata, Kebalen," katanya.


Agung menyebut, terdapat dugaan Presiden pertama Indonesia Soekarno sempat singgah ke Bella Vista saat meresmikan Tugu Alun-alun Bundar Kota Malang pada 1953.

"Tapi itu enggak lama, hanya sejenak saja karena setelah itu Bung Karno naik kereta api menuju Surabaya," katanya.

Hingga 1942, Bella Vista masih ditinggali keluarga asal Belanda yang belum diketahui identitasnya. Sedangkan pada 1942-1945 saat pendudukan Jepang, bangunan itu digunakan sebagai perkantoran.

"Kemudian sejak Jepang keluar dari Indonesia pada tahun 1945-an, rumah Bella-Vista mulai terbengkalai, lalu diambil alih oleh orang pribumi dan ditinggali saja. Kemudian sampai 1970-an, informasinya dibeli oleh orang kaya jaman dulu dan akhirnya dijadikan salah satu asetnya," ungkapnya.

Pada 1990-an, bangunan itu sempat menjadi lembaga pendidikan komputer hingga 1998. Terlihat masih ada bekas tulisan "STT Inst. Kom' di bangunan itu.

"Lalu sempat dikontrak orang, tapi satu sampai dua tahun tapi kemudian banyak kosongnya sampai sekarang. Tapi karena yang punya tinggal di Jakarta sehingga asetnya enggak terawat," katanya.

Ia mengatakan rumah Bella Vista memiliki kriteria yang statusnya bisa dijadikan sebagai bangunan cagar budaya.

Salah satu kriteria berdasarkan aturan yang ada, bangunan tersebut sudah berusia lebih dari 50 tahun.

"Kemudian ada ciri arsitektur tertentu, punya nilai historis," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/14/103419278/mengenal-vila-bella-vista-bangunan-peninggalan-belanda-di-kota-malang-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke