Salin Artikel

Manfaatkan Dana Jimpitan, Desa di Jombang Dirikan Dapur Umum untuk Korban Banjir

Wilayah yang terkena banjir akibat hujan lebat pada Rabu (9/3/2022) dan Kamis (10/3/2022) malam, yakni Dusun Balongsono, Dusun Kedungwesi dan Dusun Sedamar.

Kepala Desa Talunkidul Bambang Sugiyanto mengungkapkan, banjir terparah melanda Dusun Balongsono. Ketinggian banjir di permukiman penduduk itu mencapai 140 centimeter.

Akibat banjir, kata dia, aktivitas masyarakat terganggu. Jumlah warga yang terdampak banjir, masing-masing di Dusun Balongsono 300 kepala keluarga (KK), 10 KK di Dusun Kedungwesi, dan 75 KK di Dusun Sedamar.

Bambang menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak banjir, pihaknya membuka posko dapur umum di kantor desa. Dapur umum itu dikelola relawan desa dan perangkat desa Talunkidul.

Pantauan Kompas.com, dapur umum di Kantor Desa Talunkidul sudah beroperasi sejak Jumat pagi. Para relawan tampak menyiapkan makanan siap saji untuk dibagikan kepada warga di lokasi banjir.

Bambang menuturkan, dana operasional dapur umum tidak berasal dari Dana Desa (DD) maupun dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Pihaknya memanfaatkan dana jimpitan untuk menangani kebutuhan warga saat terjadi bencana.

“Dananya bukan dari dana desa atau dari Pemkab Jombang. Kami memanfaatkan dana jimpitan dari warga,” kata Bambang kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

Dia menjelaskan, jimpitan merupakan istilah iuran warga yang rutin dikumpulkan di desa Talunkidul, setiap sebulan sekali. Setiap kepala keluarga (KK), mengumpulkan iuran sebesar Rp. 2.000 kepada ketua RT masing-masing.

Dana jimpitan yang terkumpul dialokasikan untuk penanganan musibah, bencana maupun penanganan dampak pandemi Covid-19.

Menurut Bambang, dengan memiliki dana jimpitan yang terkumpul dari warga, Pemerintah Desa Talunkidul tak lagi kebingungan saat wilayahnya dilanda banjir.

“Dulu jimpitan berupa beras, tapi sejak tahun 2019 kita ganti dengan uang. Uang yang terkumpul disimpan ketua RT dan digunakan kalau ada kejadian atau bencana seperti sekarang ini. Jadi dengan adanya dana jimpitan, kita siap jika sewaktu-waktu ada bencana,” ujar Bambang.

Adapun banjir kali ini, tambah Bambang, terjadi akibat hujan lebat pada Rabu dan Kamis malam. Air hujan yang melimpah tak bisa mengalir ke sungai karena Sungai Gunting di timur desa juga debitnya sedang tinggi.

Sementara itu, Camat Sumobito Mustaghfirin mengungkapkan, banjir akibat hujan lebat selama dua malam, melanda hampir seluruh desa di Kecamatan Sumobito. Namun, lanjut dia, sebagian besar wilayah sudah terbebas dari banjir.

Di Kecamatan Sumobito, banjir dengan kondisi cukup parah terjadi di Desa Talunkidul, Desa Madyopuro, serta Desa Trawasan. Banjir belum surut hingga Jumat pagi.

“Di sini ada 21 desa, rata-rata terdampak semua, tapi sebagian besar dampaknya ringan. Tapi yang dampaknya agak berat itu ada di Desa Talunkidul, Desa Madyopuro, sama Desa Trawasan,” kata Mustaghfirin.

Dia menjelaskan, intensitas hujan yang tinggi dalam dua hari ini memicu banjir di sejumlah desa di Kecamatan Sumobito.

“Secara umum, yang agak parah di sini, di Desa Talunkidul. Kalau desa yang lain, karena memang hujan merata, hampir semua terkena dampak, tapi ringan,” ujar Mustaghfirin.

Di Kecamatan Mojoagung, banjir melanda Desa Kademangan dengan ketinggian hingga 1,5 meter.

Di Kecamatan Sumobito, banjir melanda Desa Madyopuro, Desa Trawasan, dan Desa Talun Kidul.

Selain itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang, Jumat pagi, banjir melanda sembilan desa di Kecamatan Ploso.

Desa-desa di Kecamatan Ploso yang dilanda banjir, yakni Desa Losari, Desa Rejoagung, Desa Ploso, Desa Pager Tanjung, Desa Jatigedong, Desa Gedongombo, dan Desa Kedungdowo.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/11/233523678/manfaatkan-dana-jimpitan-desa-di-jombang-dirikan-dapur-umum-untuk-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke