Salin Artikel

Tips Bripka Aditya Anggota Polresta Banyuwangi Lolos LPDP Kuliah S3, Tujuan Realistis hingga Pahami Isu Nasional

Pria lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto tahun 2007 tersebut mendapatkan beasiswa LPDP saat menyelesaikan kuliah S3 di Universitas Brawijaya di Bidang Ilmu Hukum.

Ia menjadi mahasiswa S3 di Universitas Brawijaya sejak tahun 2017 dan lulus 2021.

Aditya menyelesaikan S1 di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi dan S2 di Universitas Jember lulus tahun 2015.

Setahun setelah menjadi mahasiswa S3 LPDP di Universitas Brawijaya, ia juga mengambil S2 di Universitas Gadjah Mada di tahun 2018 dan lulus tahun 2020.

"Saat itu saya kuliah di dua tempat. Alhamdulilah sekarang lulus semua. S2 di UGM lulus tahun 2020 dan yang LPDP di Universitas Brawijaya lulus tahun 2021," kata Aditya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Selama kuliah S1 hingga S3, dia mengambil Bidang Ilmu Hukum dan kekhususan Hukum Pidana karena profesi dia sebagai anggota Porlri.

Selain itu saat ini dia juga menjadi dosen di Fakultas Hukum Univesritas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Secara umum, menurut Aditya, saat akan mendaftar LPDP harus memiliki tujuan yang jelas karena beasiswa yang digunakan menggunakan uang rakyat.

"Kita tidak bisa main-main dengan uang rakyat. Dan bukan berarti kita dibiayai negara maka akan diberikan pekerjaan langsung oleh negara," kata dia.

Selain itu sebelum mendaftarkan diri, harus memantaskan diri. Hal ini penting karena yang mendaftar untuk mendapatkan beasiswa LPDP sangat banyak sehingga harus yakin jika pantas untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Selanjutnya secara tekhnis Aditya juga memberikan tips lolos LPDP. Ia menyebut ada tiga tahap seleksi substansi yakni essay on the spot, leaderless grup discussion dan wawancara.

Saat wawancara para pendaftar akan ditanya kontribusi yang akan diberikan kepada negara jika lulus kuliah dengan beasiswa LPDP.

"Jawabannya harus realistis. Simple dan konkret. Jangan muluk-muluk. Contah jika dia ambil di bidang tekhnik. Jika membuka lembaga pelatihan akan menyediakan kualifikasi khusus anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Itu realistis," kata pria kelahiran Banyuwangi, 28 September 1987.

Hal yang penting lainnya adalah kemampuan membuat essay on the spot, sehingga harus memahami isu-isu nasional yang sedang ramai dibicarakan.

"Tak hanya memahami isu tapi juga tahu struktur penulisan esai mulai dari pembukaan, pembahasan hingga konklusi," kata dia.

Selain itu dilakukan leaderless grup discussion dengan dua orang viewers pasif di dalam ruangan.

"Saat diskusi ini kita harus bisa menjadi diri sediri. Tidak pasif dan tidak juga terlalu menonjol. Memiliki etika saat berbeda pendapat dengan anggota grup. Memang agak tricky, tapi akan terlihat karakter kita," ungkapnya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah kemampuan bahasa asing yang mumpuni dengan mengikuti tes TOEFL yang seharusnya disiapkan jauh-jauh hari sebelum mendaftar LPDP.

"Dan yang terakhir mungkin kita harus sering-sering update tentang perkembangan syarat untuk mendapatkan LPDP karena setiap angkatan tentu ada beberapa perubahan," ungkapnya.

"Karena ini adalah uang negara yang diambil dari dana abadi, maka pencairannya sepengetahuan saya tidak pernah telat," kata dia.

Selain itu penerima manfaat LPDP juga memiliki jaringan yang cukup kuat dan ada ikatan kebersamaan antar penerima.

"Saya pernah ikut kegiatan di Jepang dan di sana juga ada alumni LPDP. Saya akui jejaringnya cukup luas. Selain itu juga ada wadah alumni LPDP yaitu Mata Garuda. Ada di tingkat nasional, provinsi juga daerah. Selain untuk silaturahmi juga berbagi informasi. Tiap angkatan ada nomornya, kalau saya PK 83," kata dia.

Saat ditanya apakah pencapaian tersebut mendapatkan reward sebagai perwira, Aditya mengatakan tak memahami hal tersebut.

"Saya sempat mencoba mengikuti seleksi SIP (Sekolah Inspektur Polisi), namun belum berhasil. Padahal jika melihat Perkap 3 Tahun 2019 tentang manajemen talenta, alumni LPDP bisa mendapatkan prioritas," ungkap Aditya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/10/070700478/tips-bripka-aditya-anggota-polresta-banyuwangi-lolos-lpdp-kuliah-s3-tujuan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com