Salin Artikel

Cerita Aranka, Pemuda Asal Bandung yang Seberangkan Siswa SD Lewati Aliran Lahar di Lumajang

Seperti Jembatan Jugosari yang menghubungkan Desa Jugosari dan Dusun Sumberlangsep, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang ikut terbawa derasnya banjir lahar Semeru.

Kondisi tersebut membuat Dusun Sumberlangsep terisolasi. Pasalnya, Jembatan Jugosari merupakan akses satu-satunya yang paling dekat untuk sampai ke Candipuro.

Bukan hanya bantuan logistik dan aktivitas ekonomi warga yang terganggu. Anak-anak yang ingin berangkat sekolah pun juga kesulitan.

Masalahnya, anak-anak di sana bersekolah di SDN Jugosari 3. Siswa yang tinggal di Dusun Sumberlangsep harus menyeberangi sungai setelah Jembatan Jugosari runtuh.

"Saya kalau berangkat sekolah tiap pagi sampai di laharan digendong sama bapak karena arusnya deras," kata Nina, salah satu siswa SDN Jugosari 3.

Aranka (19), relawan asal Bandung, datang ke Lumajang setelah mendapat tugas dari Pondok Pesantren Salman Al-Farisi Solo untuk mengajar mengaji anak-anak di Taman Pendidikan Al-Quran di Dusun Sumberlangsep.

Sudah tiga minggu Aranka bersama temannya mengajar di TPA tersebut pada siang hari. Awalnya, mereka hanya mengajar anak-anak dan melakukan trauma healing.

Namun, Aranka dan teman-temannya tergerak melihat semangat anak-anak Dusun Sumberlangsep untuk belajar ke sekolah yang berada di desa seberang.

Mereka tetap berangkat setiap hari meski harus melewati aliran lahar.

"Melihat semangat anak-anak walaupun kondisi seperti ini tapi tetap semangat sekolah kami tergerak untuk membantu mereka supaya bisa sampai ke seberang dengan selamat," kata Aranka di Lumajang, Selasa (8/3/2022).

Aranka bersama temannya dan warga lain, menyeberangkan siswa SDN Jugosari 3 mulai pukul 06.15 WIB sampai 06.45 WIB. Aranka dan warga lainnya menggendong siswa itu satu per satu.

"Biasanya kalau pagi mulai jam 06.15 sudah mulai, nanti selesainya sekitar jam 06.45," tambahnya.

Ketika waktu pulang sekolah, Aranka dan warga lainnya juga hadir memastikan anak-anak bisa sampai ke seberang.

"Biasanya habis zuhur kita sudah siap. Kalau airnya surut mereka nyeberang sendiri, kalau pas deras kita bantu," ucapnya.


Setidaknya, Aranka dan temannya menyeberangkan sekitar 40 siswa setiap hari. Mereka juga membantu guru-guru SDN Jugosari 3.

"Ada yang kita gendong, ada juga yang digendong orang tuanya, tergantung mereka maunya seperti apa," ungkapnya.

Setelah sampai di seberang, Aranka selalu memberikan motivasi kepada anak-anak agar semangat belajar dan mencapai cita-cita di masa depan.

Selain motivasi, Aranka juga membagikan makanan ringan dan mengantar mereka hingga ke depan gerbang sekolah.

Tak jarang, Aranka juga diminta membacakan pantun dan berjungkir balik oleh anak-anak. Semua itu dilakukan agar anak-anak tetap bahagia.

"Kadang di jalan kita antar sekolah kita hibur dengan pantun, ada juga yang minta kita jungkir balik, yang penting mereka terhibur," katanya.

Harapan Jembatan Jugosari dibangun kembali

Kini, tinggal seminggu lagi waktu Aranka di Lumajang. Ia akan kembali ke pesantrennya di Solo.

Aranka berharap agar Jembatan Jugosari bisa segera diperbaiki agar anak-anak tidak kesulitan belajar.

"Harapannya segera diperbaiki jembatannya, entah oleh pemerintah maupun swasta," jelasnya.

Salah seorang guru SDN Jugosari 3, Erinawati juga punya harapan yang sama. Menurutnya, jembatan itu harus segera diperbaiki agar anak didiknya bisa aman menempuh pendidikan di sekolah.

"Harapannya jembatannya segera dibangun seperti dulu lagi agar orang tua tidak hawatir lagi jika anaknya pergi sekolah," harapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/08/184521878/cerita-aranka-pemuda-asal-bandung-yang-seberangkan-siswa-sd-lewati-aliran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke