Salin Artikel

Cerita Bonek Asal Jombang Sudah 12 Tahun Lumpuh, Awalnya Terjatuh lalu Tak Bisa Berdiri

Bersama ibu dan kakeknya, Deni tinggal di rumah sederhana berukuran 5x7 meter, Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.

Keluarga Deni bukan termasuk keluarga kaya. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sedangkan kakeknya kini tak lagi bekerja.

Parti, Ibu Deni menuturkan, anaknya mengalami lumpuh sejak usia tujuh tahun. Ayahnya meninggal dunia saat Deni duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).

Kala itu, kenang Parti, Deni tampak mengalami kelainan saat jalan saat berusia tujuh tahun. Diawali dengan jalan menyilang, Deni kemudian terjatuh lalu tidak bisa berdiri.

Setelah jatuh, tubuh Deni sempat mengalami demam. Beberapa bulan kemudian, Deni benar-benar mengalami lumpuh dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur.

“Jalannya itu nyilang, terus jatuh. Terus gak bisa berdiri lagi. Waktu jalan krengkelan (susah jalan) itu kelas satu (SD),” tutur Parti kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Deni sempat dibawa berobat ke RSUD Jombang. Dia divonis terkena polio yang menjadi penyebab kelumpuhan.

Rumah sakit, kata Parti, sempat merujuk Deni ke RSU Dokter Soetomo Surabaya. Namun karena tidak punya biaya, Parti tidak membawa anaknya berobat ke Surabaya.

Sebagai gantinya, Parti membawa anaknya ke berbagai pengobatan alternatif. Anaknya tak kunjung sembuh, Parti akhirnya pasrah.

Meski lumpuh, Deni masih bisa berbicara dengan jelas. Lumpuh kaki juga tidak menghalangi kegemaran anaknya terhadap sepak bola.

Deni menggemari klub sepak bola peserta Liga 1, Persebaya Surabaya. Dia selalu menonton melalui layar televisi saat pertandingan Persebaya disiarkan langsung.

“Anaknya suka sepak bola. Waktu kemarin itu ada yang ke sini, terus ngasih baju Bonek. Anaknya sangat suka,” kata Parti.


Salah satu Bonek asal Jombang, Andrianus Busono mengatakan, Deni merupakan salah satu penggemar Persebaya yang hampir selalu menonton pertandingan saat disiarkan televisi.

Busono mengaku baru mengetahui kondisi Deni sepekan lalu. Bersama anggota Bonek lainnya, Busono mengunjungi rumah Deni.

“Anaknya punya pemain favorit Ricky Kambuaya dan Taisei Marukawa. Anaknya memang suka nonton sepak bola, terutama Persebaya. Anaknya lumpuh karena polio,” kata Busono saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Setelah melihat kondisi Deni, para Bonek dan Bonita asal Kabupaten Jombang menggalang bantuan untuk membantu meringankan beban keluarganya.

Bonek Jombang, tambahnya, membuka donasi yang bisa disalurkan melalui Rekening BCA 1130382998 atas nama Lala Sahertian.

Donasi tersebut, kata Busono, dibuka hingga Minggu (13/3/2022). Sejauh ini, lanjut dia, bantuan mulai mengalir, baik dari kalangan Bonek maupun lainnya.

Di Jombang, jumlah penggemar klub Persebaya yang bermarkas di Kota Surabaya itu cukup banyak.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/07/173259778/cerita-bonek-asal-jombang-sudah-12-tahun-lumpuh-awalnya-terjatuh-lalu-tak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com