Salin Artikel

Perjuangan Warga Lereng Semeru Antre Sambil Gendong Anak demi Minyak Goreng Murah

"Rumah saya di Dusun Cukit, kira-kira jaraknya 10 kilometer," kata Wiranti saat ditemui di kantor Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (2/3/2022).

Sambil menggendong anaknya yang masih berusia dua tahun, Wiranti mengendarai sepeda motor untuk sampai di Kantor Kecamatan Pronojiwo.

Perjuangan Wiranti untuk mendapatkan minyak tidak cukup sampai di situ. Setiba di kantor Kecamatan Pronojiwo, Ia harus mengantre sampai satu jam.

Pasalnya, pasokan minyak goreng di Kecamatan Pronojiwo memang langka.

Selain karena faktor kelangkaan minyak goreng di Lumajang, putusnya jembatan Gladak Perak juga menjadi faktor sulitnya distribusi minyak goreng.

"Antrenya satu jam, kasihan anaknya kepanasan. Tapi mau bagaimana lagi, minyak juga susah," ungkap Wiranti.

Senada dengan Wiranti, Atia (42), warga Sumberurip mengaku menempuh jarak sekitar 9 kilometer untuk mendapatkan minyak goreng murah.

Atia rela membeli minyak di kantor kecamatan lantaran minyak goreng yang dijual di pasar dekat rumahnya masih seharga Rp 40.000 per dua liter. 

Sementara di kantor kecamatan hanya Rp 28.000 per dua liter. 

"Ini jauh lebih murah. Kalau di pasar masih Rp 40.000-an. Jadi walaupun jauh ya kita datangi aja," kata Atia.

Selain Wiranti dan Atia, ada pula warga yang berinisiatif meminjam anak agar tak antre lama. 

Petugas kecamatan memang memprioritaskan warga yang membawa balita untuk didahulukan. 

"Kasihan lihat antrenya lama, lalu ada yang pinjam anak saya, ya saya kasihkan. Ternyata ketahuan petugas," ucap warga, Abdul Aziz. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/02/115258178/perjuangan-warga-lereng-semeru-antre-sambil-gendong-anak-demi-minyak-goreng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke