Salin Artikel

Harga Daging Sapi Naik, Pembeli di Malang Beralih ke Daging Ayam

Salah satu pedagang, H Latifah (66) mengatakan, untuk harga daging sapi kualitas super dijual seharga Rp 130.000 per kilogram.

Kemudian untuk daging sapi kualitas nomor dua saat ini Rp 125.000 per kilogram.

"Kalau yang biasanya untuk rawonan itu Rp 120.000, terus yang tetelan Rp 100.000, sebelumnya kalau yang kualitas super itu Rp 125.000, terus kualitas dua itu Rp 120.000 dan yang rawonan Rp 115.000," kata Latifah saat ditemui, Senin (28/2/2022).

Dia menyampaikan, kenaikan harga itu berlaku mulai 28 Januari lalu. 

"Sapinya mungkin mulai habis, biasanya kalau sudah naik seperti ini turunnya susah, beda sama daging ayam," ucapnya. 

Sejak harga naik, Latifah mengatakan, hanya bisa menjual 30 kilogram daging sapi dalam sehari. 

Sebelum harga naik, dulu ia bisa menjual sebanyak 50 kilogram. Akibatnya kini para pelanggannya rata-rata mulai beralih membeli daging ayam.

"Pelanggan saya seperti bakso itu beralih ke ayam, dagingnya setengah kilo dibanyakin ayamnya lima kilo, jadi yang biasanya beli daging sapi enam kilo sekarang dua kilo," ujarnya.

Untuk omzet yang diterima juga berpengaruh. Biasanya dalam sehari H Latifah bisa menerima Rp 5 juta tetapi saat ini hanya Rp 3,5 juta.

"Penurunan penghasilan sekitar 20 persen," katanya.

Meski begitu, Latifah enggan mogok jualan. Sebab jika mogok jualan, ia tak akan mendapat penghasilan. 

"Harga daging naik, ini susah jadinya kulakane mundak (grosirannya naik), dodolane nggak mundak (jualannya tidak naik). Kalau pedagang mogok jualan nggak makan," katanya.

Kondisi serupa juga terjadi di Kota Batu, Jawa Timur. Pedagang daging di tempat relokasi, Syaiful Anwar (34) mengatakan, kenaikan harga daging sapi sudah dirasakan sekitar tiga minggu.

Dia mengatakan, kenaikan harga daging dipicu oleh pasokan sapi yang berkurang.

"Ini yang saya jual sapi lokal, nah itu barangnya sulit saat ini, harganya yang kualitas bagus sekarang Rp 120.000 sebelumnya Rp 115.000," katanya.

Rata-rata saat ini setiap harinya ia hanya memotong satu ekor sapi untuk dijual. Tidak jarang pembelinya seringkali menanyakan penyebab kenaikan daging sapi itu.

"Sebelumnya saya bisa motong dua sapi sehari, sering ditanyai kok naik harganya, kita jawab apa adanya memang barangnya sulit, pelanggan saya juga ngurangi belinya yang biasanya lima kilo jadi tiga kilo saja," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah ke depan pasokan sapi dapat kembali stabil sehingga harga jual daging dapat menurun dan pedagang bisa berjualan laris kembali.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/01/124436478/harga-daging-sapi-naik-pembeli-di-malang-beralih-ke-daging-ayam

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com