Salin Artikel

Ritual Seblang, Tradisi Bersih Desa dan Menolak Bala oleh Suku Osing Banyuwangi

Salah satu tradisi Suku Osing bernama Ritual Seblang, yaitu rangkaian upacara adat yang sudah dikenal sejak zaman dahulu.

Tujuan ritual seblang sendiri umumnya untuk keperluan bersih desa dan tolak bala agar desa tetap aman dan tenteram.

Pengertian Ritual Seblang

Ritual Seblang hanya bisa ditemui di dua desa di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dua desa itu adalah Desa Bakungan dan Desa Olehsari. Meski begitu, seblang tidak digelar bersamaan di dua desa ini.

Desa Bakungan biasa menyelenggarakan seblang pada satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Sedangkan Desa Olehsari menyelenggarakan seblang pada satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha.

Dalam ritual seblang, terdapat beberapa aktivitas seperti ziarah makam leluhur, selamatan, ider bumi, tari seblang, hingga kirab.

Selain berbeda waktu, pementasan tari seblang di dua desa juga berbeda dari segi penarinya.

Desa Bakungan mengharuskan penari seblang seorang perempuan yang masih perawan.

Adapun Desa Olehsari mengharuskan penarinya seorang perempuan yang sudah manupouse.

Kesamaan dari dua desa ini terletak pada pementasan Tari Seblang yang selama tujuh hari berturut-turut.

Selain itu, penarinya juga dipilih secara supranatural dan dari keturunan penari seblang sebelumnya.

Sejarah Ritual Seblang

Ritual Seblang merupakan salah satu tradisi yang sudah dikenal sejak masa yang cukup lama.

Namun cerita tentang seblang sendiri baru muncul pada abad ke-19, melalui kisah seorang anak gadis bernama Semi.

Pada tahun 1895, Semi masih berusia 10 tahun dan divonis menderita penyakit parah.

Kemudian, ibunya yang bernama Mak Midhah pun bernazar jika Semi sembuh akan dijadikan Seblang atau penari.

Rupanya, beberapa saat kemudian Semi sembuh dari sakitnya. Mak Midhah lantas memenuhi nazarnya itu dan menjadikan Semi sebagai penari.

Meski demikian, teori tentang kisah Semi ini banyak yang meragukan.

Pasalnya, jauh sebelum Semi lahir pun masyarakat Osing sudah mengenal tradisi Seblang maupun Tari Gandrung yang merupakan turunannya.

Hanya saja, kisah Semi ini dijadikan sebagai awal mula penari perempuan dalam aturan Tari Gandrung maupun Tari Seblang.

Setelah ziarah, ritual dilanjutkan dengan selamatan dengan menyuguhkan beragam makanan khas acara tersebut.

Kemudian, ritual dilanjutkan dengan ider bumi atau keliling desa oleh para laki-laki di desa itu.

Dalam ider bumi ini, para laki-laki akan membawa obor, sedangkan seluru lampu akan dipadamkan.

Selain itu, saat sampai di setiap sudut desa, mereka akan membaca doa keselamatan dari ayat suci Al Quran.

Dalam ritual seblang, tari Seblang menjadi semacam puncak dari pelaksanaan tradisi tersebut.

Pementasan tari seblang diawali dengan pembukaan oleh seorang Gambuh atau pawang.

Penari seblang ini sebelumnya sudah dirias sedemikian rupa, dimana wajah dan tubuhnya diolesi atal.

Atal merupakan sejenis tepung dari batu halus yang berwarna kuning dan dicampur air.

Kemudian penari berjalan menuju area yag ditentukan dengan diiringi oleh penyanyi perempuan.

Setelah tiba di area itu, penari akan diberi omprok atau mahkota yang berbahan kulit dengan hiasan warna-warni.

Selain itu, penari juga membawa nyiru atau tampah berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu.

Selama menari, penari seblang ini ditutup dengan kedua tangan seorang perempuan tua.

Gambuh atau sesepuh yang memimpin acara akan memanggil nama leluhur yang dipercaya sebagai penjaga desa.

Tanda kehadiran roh leluhur itu saat nyiru yang dibawa penari seblang jatuh. Setelah itu penari biasanya akan kesurupan.

Makna Ritual Seblang

Bagi masyarakat Suku Osing, ritual seblang merupakan ungkapan rasa syukur atas panen yang berhasil.

Selain itu, seblang juga diselenggarakan untuk bersih desa, agar masyarakat terhindar dari bahaya.

Sementara Tari Seblang diyakini sebagai pantulan kekuatan bawah sadar yang lahir dari rasa takut dan hormat terhadap kekuatan di luar manusia.

Di masa modern ini, pelaksanaan seblang mengalami perubahan dari masa lalu.

Salah satunya terkait pelaksanaan ritual yang hanya di dua desa yaitu Bakungan dan Olehsari.

Padahal, di masa lalu seblang boleh dilaksanakan di mana saja.

Namun sesepuh desa akhirnya sepakat agar masing-masing desa hanya melaksanakan ritual asli mereka saja.

Sumber:
UNS.ac.id

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/27/151523278/ritual-seblang-tradisi-bersih-desa-dan-menolak-bala-oleh-suku-osing

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com