Salin Artikel

Cerita Pembunuh Mahasiswa Jember 9 Tahun Lalu, Sering Diejek Calon Mertua, Tak Lulus Kuliah hingga Jadi Terapis

Mereka ditangkap saat kasus tersebut berusia 9 tahun kurang 5 hari.

Pada Selasa (26/2/2013), Galau ditemukan tewas dengam kondisi mayat terbakar di sebuah lahan kosong di Jalan M Yamin, Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates, Jember.

Tim Pidana Umum Satreskrim, Polres Jember kemudian terbang ke Bali karena mengendus keberadaan tersangka di Pulau Dewataa.

Pada Senin (21/2/2022) pukul 03.00 WIB, polisi berhasil menangkap pelaku utama yakni Arif Rahman Hakim (33).

Arif tercatat sebagai warga Des Sukowiryo, Kecamatan Jelbuk. Pada tahun 2015, ia merantau ke Bali dan menjadi terapis pijat.

Dari penangkapan Arif, polisi berhasil menangkap pelaku lainnya yakni M Rifiqi (30) di rumahnya di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa.

Arif mengaku saat mencuri mobil milik Galau, ia mengajak Rofiqi, teman masa kecil dan satu SMP dengannya.

"Saya yang mengajak Rofiqi, bahkan yang memintanya membantu saya," ujar Arif, Kamis (24/2/2022).

Ia kerap diejek calon mertuanya hingga ia berencana mencuri mobil agar bisa memiliki kendaraan roda empat sendiri.

Dengan memiliki mobil, Arif merasaakan dipandang mampu dari sisi finansial secara ekonomi.

"Tersangka A ini sering diejek calon mertuanya ketika itu, karena dianggap kurang secara ekonomi," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo dalam rilis, Kamis (24/2/2022).

Ia pun mengincar Galau Wahyu Utama, pemilik mobil Honda Jazz keluaran tahun 2012.

Saat peritiwa terjadi, Arif yang masih berusia 23 tahun kerap nongkrong di kampus Universita Jember.

Arif sendiri adalah pernah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember.

"Tinggal skripsi, tidak dilanjutkan, jadi tidak sampai lulus," ujar Kepala Unit Pidana Umum Satreskrim Polres Jember Ipda Bagus Dwi Setiawan, Kamis (24/2/2022).

Karena sering nongkrong di kampus, ia tahu jika ada mobil baru.

Kala itu mobil yang dikendarai Galau melintas di jaalan antara FKIP, Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi (sekarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis), yang terhubung dengan gerbang kampus menghadap Jalan Jawa.

Saat itu, gerbang di Jalan Jawa merupakan salah satu jalur keluar dari kampus Unej.

Melihat mobil baru, Arif bersama Rofiqi membuntuti mobil tersebut pada 25 Februari 2013. Galau dengan mobilnya menuju Jalan Raden Patah, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates.

Selama kuliah, mahasiswa asal Bonodowoso itu tinggal di rumah milik sang paman yang kosong.

Rumah yang dijual itu merupakan rumah paman Galau tersebut. Arif kemudian menelepon sang penjual rumah.

Si penjual bilang, kalau di rumah tersebut ada sang keponakan. Arif dan Rofiqi lantas bertamu ke rumah tersebut, dan bertemu dengan Galau.

Arif meyakinkan kalau bosnya hendak bertemu karena tertarik membeli rumah tersebut.

Galau kemudian ikut bersama Arif dan Rofiqi. Mereka bertiga berkendara memakai mobil Galau.

Galau diarahkan ke kawasan perumahan di seputaran GOR Kaliwates. Di situlah, Arif dan Rofiqi menghabisi nyawa Galau.

Arif mencekik Galau sampai tidak bisa bernafas sampai akhirnya meninggal dunia.

Arif lantas membawa mobil Galau ke arah Kelurahan Mangli. Lalu kedua orang tersebut memindahkan jasad Galau dari jok tengah, ke bagasi mobil.

Kemudian mereka ke kawasan Rembangan Kecamatan Arjasa membeli bensin.

"Sampai akhirnya, tersangka membakar korban di sebuah lahan kosong untuk menghilangkan jejak, karena bingung melihat korban meninggal dunia," ujar Kapolres Jember.

Bensin itu dipakai untuk membakar jasad Galau di sebuah lahan kosong di Jl M Yamin Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates.

Sebelumnya dibakar sekitar pukul 02.00 WIB, para pelaku mengikat jasad Galau.

Ketika itu, seorang pencari bekicot sempat memergoki aksi mereka. Namun sang pencari bekicot tidak curiga, karena Arif menjawab sedang membakar anjing.

"Ada pencari bekicot tanya sedang bakar apa, saya jawab bakar anjing," kata Arif.

Setelah itu, keduanya kabur meninggalkan lokasi. Sampai akhirnya ketika matahari terbit, sesosok jasad terbakar ditemukan.

Belakangan kemudian diketahui jasad itu adalah Galau Wahyu Utama, mahasiswa FKIP Unej.

Dari informasi yang dihimpun Surya, terungkapnya pembunuhan tersebut bermula dari mobil Jazz milik Galau.

Oleh Arif, mobil itu digadaikan sebesar Rp 30 juta.

Mobil itu rupanya berpindah-pindah tangan, sampai akhirnya tahun 2021, mobil tersebut mengalami kecelakaan di sebuah kecamatan di Kabupaten Jember.

Polisi menangani peristiwa kecelakaan itu, sampai akhirnya mengetahui jika mobil itu tak memiliki surat dan tidak jelas pemiliknya.

Polisi yang melacak, mendapati mobil tersebut pernah berada di rumah Arif di Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk.

Pelacakan polisi terus berlanjut, hingga akhirnya bisa mengendus keberadaan Arif di Bali, dan menangkapnya.

Dari hasil pemeriksan, usai membunuh Galau pada tahun 2013, Arif pulang ke rumahnya di Kecamatan Jelbuk dengan membawa mobil milik Galau.

Mobil tersebut kemudian diparkir dan ditutupi dengan selimut. Kepada orangtua dan tetangganya, Arif mengaku mobil tersebut ia beli dari hasilnya bekerja.

Setelah beberapa lama, Arif mengganti pelat nomor mobil untuk menghilangkan jejak.

Ia pun tetap tinggal di Jember. Hingga akhirnya dia bekerja di Bali sebagai terapis pijat pada tahun 2015.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Supriadi | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/26/071700978/cerita-pembunuh-mahasiswa-jember-9-tahun-lalu-sering-diejek-calon-mertua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke