Salin Artikel

Ketika Wali Kota Surabaya Andalkan Mobil Penyedot Air untuk Tangani Banjir...

SURABAYA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (24/2/2022) sore, menyebabkan banjir di sejumlah titik. Seperti di kawasan Jalan Tembaan area Tugu Pahlawan dan Jalan Semarang atau depan Stasiun Pasar Turi Surabaya.

Untuk menangani banjir itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meminta jajarannya untuk menurunkan mobil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP). Mobil itu digunakan untuk menyedot genangan air supaya lekas surut.

Eri menganggap, penyedotan melalui mobil pemadam kebakaran merupakan langkah taktis dalam menangani banjir yang kerap terjadi di Surabaya.

"Di kawasan Jalan Tembaan, Tugu Pahlawan ini ada genangan. Tolong rekan-rekan segera meluncur," kata Eri Cahyadi saat berada di lokasi banjir di Jalan Tembaan, Kamis.

Setidaknya ada tiga unit mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan untuk menyedot genangan di kawasan itu. Air yang sudah disedot, kemudian dibuang ke saluran besar.

Hal yang sama dilakukan Eri untuk banjir di Jalan Semarang, tepatnya di depan Stasiun Pasar Turi. Di lokasi itu, jajarannya mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran dan delapan unit mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyedot genangan banjir.

"Tadi waktu hujan dikasih kabar di Jalan Raden Saleh, Kranggan dan Jalan Semarang depan Pasar Turi sampai (SD-SMP) Stella Maris itu ada genangan. Nah, yang saya inginkan tidak ada genangan sama sekali ketika hujan. Ketika saya ke sini (lokasi genangan), saya jadi tahu posisinya bagaimana," ucap Eri Cahyadi.

Bukan kali ini saja Eri memerintahkan jajarannya untuk mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk menyedot. Dalam banyak kesempatan, Eri juga melakukan hal yang sama untuk menangani banjir di Kota Surabaya.

Dari hasil pengamatannya, banjir itu disebabkan oleh Rumah Pompa Greges yang tidak mampu menampung air dari Jalan Raden Saleh, Kranggan hingga Gundih.

"Karena air itu kan masuknya ke Rumah Pompa Greges semua. Kalau sudah menuju ke Rumah Pompa Greges semua, maka tidak mungkin menampung. Dan yang dari Stella Maris, depannya Tugu Pahlawan itu juga lari ke sini (Jalan Semarang) semua," jelas dia.

"Karena Pasar Turi ini bangunannya menutup saluran yang pernah ada. Karena itu saya minta buat saluran baru," ujar Eri.

Eri menyebut, saluran baru di Pasar Turi akan mengurangi beban Rumah Pompa Greges. Sebab, setengah dari debit air yang menuju ke Rumah Pompa Greges akan dialirkan ke Sungai Kalimas melalui saluran di Pasar Turi.

"Jadi, dari Jalan Raden Saleh sampai Jalan Gundih itu (aliran air) larinya ke Greges, dan itu akan kita potong debit airnya," tutur Eri.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/25/100641378/ketika-wali-kota-surabaya-andalkan-mobil-penyedot-air-untuk-tangani-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke