Salin Artikel

Biografi Kusbini, Pencipta Lagu Bagimu Negeri

KOMPAS.com - Kusbini adalah pencipta lagu Bagimu Negeri.

Lagu nasional ini merupakan salah satu lagu yang dinyanyikan setiap upacara perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Kusbini merupakan tokoh musik keroncong era 1930 - 1955 yang legendaris. Ia sejaman dengan Annie Landouw, Gesang S, Abdoellah, Miss Roekiah, dan lain-lain.

Pendidikan Kusbini

Kusbini menjalani masa remaja di Surabaya.

Ia menempuh pendidikan di Mulo. Pendidikannya berlanjut di Sekolah Dagang sekaligus menjadi pemusik di Jong Indisce Styken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan musik keroncong di Surabaya yang dipimpin oleh Kusbini.

Kusbini juga mengikuti pendidikan musik Apollo di Malang. Karena, ia tidak puas dengan pengetahuan musik yang di dapatnya secara otodidak.

Karir Kusbini

Kusbini memulai karirnya bersama JITSO. Ia menjalani karirnya sambil belajar.

Ia tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nirom dan Cirvo di Surabaya. Ia mendapatan julukan buaya keroncong.

Pada masa-masa itu, ia rajin mengumpulkan dan mencatat lagu-lagu keroncong.

Upaya yang dilakukan membuatnya bernilai dalam dunia musik tanah air, khususnya keroncong.

Pada masa pendudukan Jepang, ia menuangkan ide dan gagasannya melalui lagu.

Dalam lagu ciptaannya yang berjudul Kewajiban Manusia, Kusbini mampu menampilkan musik keroncong dengan model orkestra, lebih modern, dan disukai banyak kalangan.

Pada masa Hindia Belanda, ia menuliskan kembali (transkrip) lagu keroncong Telomoyo serta menciptakan puluhan lagu keroncong, diantaranya Keroncong Purbakala, Pamulatsih, Bintang Senja Kala, Keroncong Sarinande, Keroncong Moresko, Dwi Tunggal, Nina Bobo, Ngumandang Kenang, dan keroncong Purbakala.

Pergaulannya dengan para tokoh pergerakan serta kesempatan bekerja di Radio Militer Janri Kyoku dan Pusat Kebudyaan Jepang membuat wawasan Kusbini semakin terbuka.

Ia banyak bekerja sama dengan komponis, seperti Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, Sastrawan, Redaktur Balai Pustaka, Sanusi Pane, dan seniman lainnya.

Kusbini tercatat membuat beberapa orkes, sebagai penyanyi, dan aransemen, diantaranya di JISTO, De Naachtegal, Studio Orkes Nirom Surabaya, orkes Andalas, dan The Melody Band.

Pada 1945 - 1952, Kusbini menciptakan lagu perjuangan bersama C Simajuntak, Ismail Marzuki, L Manik, dan lain-lain. Lagu ciptaannya adalah Bagimu Negeri yang merupakan lagu wajib perjuangan.

Lagu Bagimu Negeri

Lagu Bagimu Negeri merupakan lagu yang masih dikumandangkan hingga saat ini. Lagu tersebut mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Kusbini memperjuangkan kemerdekaan melalui lagu.

Tanpa sengaja, lirik lagu Bagimu Negeri terdiri dari delapan kata yang diulang-ulang sebagian dan seluruhnya sebanyak 17 kata.

Lirik lagu "Bagimu Negeri"

Padamu negri

Kami berjanji

Padamu negri

Kami berbakti

Padamu negri

Kami mengabdi

Bagimu negri

Jiwa raga -ka-mi

Riwayat Kusbini

Kusbini memiliki istri bernama Ngatiyem yang dianugerahi 11 anak.

Kusbini meninggal pada tanggal 28 Februari 1991 di kediamanannya yang sederhana di Pengok, Yogyakarta. Ia meninggal pada usia 81 tahun dan dikebumikan dengan iringan musik perdamaian ciptaannya sendiri.

Penghargaan Kusbini

Berikut beberapa penghargaan Kusbini:

  • 1951 Kusbini memenangkan pemilihan lagu keroncong, Kr Pastoral. Pada Pemilihan Bintang Radio dan Lagu Keroncong, RRI
  • 1972 Anugerah Piagam Seni dari Pemerintah Republik Indonesia
  • 1976 Penghargaan dari Departemen Keamanan Komando Wilayah Pertahanan II
  • 2011 Anugerah Maestro di Bidang Seni Musik oleh Taman Budaya Yogyakarta
  • Jalan di rumahnya yang semula Jl Jetishardjo diubah menjadi Jl Kusbini oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sedangkan, rumah di Jalan Kusbini 25 digunakan sebagai sekolah musik Sanggar Olah Seni (SOSI). (Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang)

Sumber: dpad.jogjaprov.go.id, jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id, library.fis.uny.ac.id, dan kompas.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/24/193919678/biografi-kusbini-pencipta-lagu-bagimu-negeri

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com