Dia mengaku dirampok hingga kehilangan uang Rp 150 juta.
Ternyata terkuak bahwa uang ratusan juta dari orangtuanya itu diduga dihabiskan oleh pelaku sendiri.
Mengaku dirampok
Kapolsek Ngoro Kompol Subiyanto menuturkan, mulanya SWN mengaku telah menjadi korban perampokan di Jembatan Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.
Dia mengaku dirampok oleh empat pengendara motor usai mengambil uang Rp 150 juta dari Bank Jatim cabang Ngoro.
Namun polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengetahui bahwa laporan korban adalah palsu.
"Kami cek di Bank Jatim ternyata yang bersangkutan tidak mengambil uang Rp 150 juta dan tabungan sekitar Rp 3 juta," katanya, seperti dilansir dari Tribun Jatim, Selasa (22/2/2022).
Sempat pingsan saat diperiksa polisi
Subiyanto mengatakan, SWN juga selalu bertele-tele ketika diperiksa oleh polisi.
Dia bahkan pingsan ketika menjalani pemeriksaan.
Setelah terdesak, korban akhirnya mengaku membuat laporan palsu karena persoalan keluarga.
Uang Rp 150 juta yang dilaporkan dirampok itu diduga digunakan untuk kepentingannya sendiri.
"Korban diberi uang orangtuanya Rp 150 juta yang kemudian dihabiskan sehingga mengaku menjadi korban kejahatan," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Guru PNS Ngaku Jadi Korban Perampokan Rp 150 Juta, Kebohongan Terbongkar karena 1 Hal
https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/23/150439378/laporan-palsu-guru-di-mojokerto-habiskan-uang-orangtua-rp-150-juta-dan