Salin Artikel

Kurang dari Satu Jam, 10.000 Liter Minyak Goreng di Kota Blitar Ludes

BLITAR, KOMPAS.com - Minyak goreng kemasan sebanyak 10.000 liter habis dalam waktu kurang dari satu jam dalam operasi pasar di lima lokasi di Kota Blitar, Rabu (23/2/2022) pagi.

Operasi pasar tersebut berlangsung di Pasar Pon, Pasar Legi, Kantor Kecamatan Kepanjenkidul, Kantor Kelurahan Pakunden dan Kantor Kelurahan Karangtengah. Setiap lokasi dialokasikan sebanyak 2.000 liter.

Meski operasi pasar diumumkan dimulai pukul 8 pagi, namun truk boks pembawa minyak goreng tiba sekitar pukul 9.00 WIB di Pasar Pon. Proses pembelian dimulai sekitar pukul 9.15 WIB.

Imbas mundurnya jadwal pelayanan ini menyebabkan terjadinya penumpukan antrian warga yang sebagian telah menunggu di lokasi sejak subuh.

Di Pasar Pon, begitu pintu boks dari truk pengangkut minyak goreng dibuka, ratusan warga dalam antrian dua baris yang mengular itu tiba-tiba merangsek ke ujung antrian.

Dalam proses penjualan minyak goreng yang kurang tertib itu, hanya dalam waktu kurang lebih 30 menit antrean warga pembeli minyak goreng habis. Selama sekitar 30 menit selanjutnya, warga masih berdatangan ke lokasi meski tanpa terjadi penumpukan antrean.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, Hakim Sisworo, memastikan, 10.000 liter stok minyak goreng kemasan untuk operasi pasar telah habis terserap di lima titik tersebut.

"Habis, habis. Jadi dengan dua liter per orang maka ini tadi sekitar 5.000 warga telah membeli minyak goreng kemasan bersubsidi seharga Rp 13.500 per liter," ujar Hakim ditemui di Pasar Pon, Rabu.

Hakim mengatakan pihaknya akan terus memonitor keberadaan minyak goreng di agen-agen di Kota Blitar sebagai pertimbangan pelaksanaan operasi pasar selanjutnya.

"Jika stok minyak goreng dengan harga sesuai HET (harga eceran tertinggi) menipis di agen-agen, kita akan segera lakukan operasi pasar lagi," jelasnya.


Hakim berjanji akan memperbaiki cara penjualan minyak goreng dalam operasi pasar guna menghindari terjadinya kekacauan antrean warga.

Untuk operasi pasar minyak goreng curah, kata dia, pihaknya masih menunggu instruksi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Nantinya, operasi pasar minyak goreng curah akan difokuskan pada pedagang minyak goreng di pasar tradisional.

Wali Kota Blitar, Santoso, yang juga meninjau pelaksanaan operasi pasar menyatakan pihaknya berkomitmen menjaga stok minyak goreng yang dijual sesuai HET bagi masyarakat.

"Kita akan lihat situasinya. Jika diperlukan secepatnya kita laksanakan operasi pasar lagi," ujarnya.

Sebanyak 10.000 liter minyak goreng kemasan yang digunakan dalam operasi pasar itu menggunakan minyak goreng merk Alibaba yang diproduksi di Sidoarjo. Minyak goreng itu tersedia dalam kemasan plastik ukuran 1 liter.

Warga yang membeli minyak goreng kemasan diwajibkan menyerahkan foto kopi KTP dengan pembatasan jumlah pembelian maksimal 2 liter per orang.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/23/131720878/kurang-dari-satu-jam-10000-liter-minyak-goreng-di-kota-blitar-ludes

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com