Salin Artikel

Perwakilan Sopir Truk di Surabaya Lakukan Audiensi dengan Dishub Jatim soal Kebijakan ODOL

Proses audiensi antara perwakilan Paguyuban Sopir Truk se-Jatim dengan Dishub Jatim, terkait penolakan kebijakan pembatasan truk terkategori over dimension over loading (ODOL), belum menemui jalan tengah.

Humas Driver Logistic Commuity, Sugiyanto mengutarakan, hampir semua Perwakilan Paguyuban Sopir Truk meminta keluar ruangan untuk menyudahi proses audiensi.

Mereka memilih untuk melakukan aksi demonstrasi lanjutan dengan menggeser massa aksi ke titik kumpul selanjutnya, yakni di depan Mapolda Jatim.

Alasan mereka menolak audiensi, lantaran aspirasi para sopir untuk sementara waktu tidak menerapkan sanksi tilang terhadap truk yang terkagori ODOL, tidak dapat dipenuhi oleh Dishub Jatim.

"Kawan driver, sebelum adanya pertemuan dengan teman-teman, mintanya jangan ditilang. Di dalam, pihak Dishub bilang, 'kalau mau, ya minta ke Polda saja'. Jadi kami berontak mau ke Polda," katanya kepada wartawan, Selasa (22/2/2022).

Sugiyanto menginginkan agar perwakilan dari Dishub Jatim dan pihak kepolisian dapat menemui peserta aksi.

Mereka ingin para pihak pembuat kebijakan tersebut bersedia duduk bersama untuk berembuk mengenai semua aspirasi dan tuntutan yang disampaikan oleh para sopir yang melakukan aksi demonstrasi.


Ia tak mau para pejabat terkait hanya berbicara masalah teorinya saja.

Menurut dia, kebijakan ODOL ini sangat kompleks dan akan berimbas terhadap kesejahteraan para sopir truk.

Meski demikian, para sopir truk tetap skan berupaya untuk memprioritaskan keselamatan saat membawa barang muatan menuju daerah tujuan.

"Antara Dishub dan polisi, yang disampaikan cuma teori, nah teman-teman driver kalau teori sudah tahu terkait ODOL ini," ujar dia.

Pada pukul 12.30 WIB, Sugiyanti mendapat informasi jika pihak Ditlantas Polda Jatim akan menemui para sopir di ruang forum audiensi yang digelar di Kantor Dishub Jatim.

Massa aksi yang sedianya akan bergerak menuju Mapolda Jatim untuk melakukan aksi demosntrasi kanjutan, memilih mengurungkan niatnya dan kembali masuk ke dalam ruang pertemuan.

Sugiyanto pun berharap, melalui pertemuan tahap kedua yang akan berlangsung nanti, pihak kepolisian maupun Dishub Jatim tidak lagi melakukan sanksi tilang.

Terutama terhadap truk yang memasang tajuk atau atau penutup terpal berbentuk segitiga tenda, yang terdapat di bagian atap bak muatan.

Ia juga meminta agar kepolisian juga tidak lagi menerapkan aturan sanksi pemotongan bodi truk yang dianggap melebihi kapasitas ideal muatan.

"Enggak usah ditilang, masalah tajuk. Nah tajuk ini, dikira ODOL. Padahal tajuk ini gunanya menyelamatkan barang. Kalau kena hujan, kalau ada tajuk, airnya bisa dihalangi. Kalau ada tajuk, air hujan langsung jatuh," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/22/145553278/perwakilan-sopir-truk-di-surabaya-lakukan-audiensi-dengan-dishub-jatim-soal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com