Salin Artikel

Baru Sepekan Dibuka, RS Lapangan Kota Malang Hampir Penuh

MALANG, KOMPAS.com - Baru sepekan dibuka lagi, Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard (RSLIB) Kota Malang, Jawa Timur, hampir penuh.

Per 15 Februari pukul 16.00 WIB, pasien Covid-19 di rumah sakit lapangan itu mencapai 305 pasien. Padahal, kapasitas tempat tidur yang tersedia hanya 320 unit.

Kepala Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard, dr Heri Sutanto mengatakan, saat ini kondisi RS lapangan itu sudah termasuk penuh. RS lapangan itu dihuni oleh warga Malang Raya yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan.

"Saat ini kondisinya sudah penuh, kondisi pasien stabil, untuk ruang high care kami manfaatkan untuk penanganan pasien dengan komorbid tapi gejala ringan," kata dr Heri saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Selasa (15/2/2022).

Belum ada rencana penambahan kapasitas. Sebab, lokasi RS lapangan itu hanya bisa menampung kapasitas sesuai dengan perhitungan sebelumnya.

Sebagai informasi, Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard dibuka lagi setelah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (8/2/2022) lalu. Pembukaan kembali RS lapangan itu sebagai respons atas meningkatnya kasus Covid-19, khususnya di Malang Raya.

Siapkan tempat isolasi terpusat

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, untuk mengantisipasi penuhnya RSLIB, pihaknya telah menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter) lain bagi warga Kota Malang yang positif Covid-19. Isoter itu berada di Gedung Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing.

"Sudah siap isoter SKB, kapasitasnya ada 50 tempat tidur, tapi yang mengisi masih belum tahu," katanya.

Sutiaji mengatakan, kapasitas RSLIB penuh karena kasus Covid-19 di Kota Malang meningkat. Berdasarkan data Pemprov Jatim, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Kota Malang per tanggal 15 Februari pukul 15.00 WIB sebanyak 20.409 kasus. Meningkat tajam dari sehari sebelumnya yang masih 19.797 kasus.


Supaya laju sebaran Covid-19 menurun, pihaknya meminta supaya warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk menempati tempat isoter.

"OTG (orang tanpa gejala) yang rumahnya memungkinkan untuk tidak ke isoter, ke isoter. Di isoter (SKB) juga bisa untuk yang bergejala (ringan), kalau sudah tidak bergejala mungkin bisa dipindahkan," katanya.

Begitu juga dengan di Kota Batu. Kepala Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Icang Sarrazin mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan isoter di Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII).

Warga Kota Batu yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala dapat menempati isoter dengan kapasitas 160 tempat tidur itu.

"Saat ini (15/2/2022) pagi tadi, sudah terisi 106 pasien. Ramainya pasien ini sekitar seminggu ini sejak tanggal 8 Februari lalu. Sebelumnya tidak sebanyak itu," kata dr Icang saat dihubungi via telepon pada Selasa.

Untuk fasilitas yang ada di isoter meliputi 10 tabung oksigen, 16 perawat, satu mobil ambulans, dokter jaga dan fasilitas lainnya.

"Pasien juga diberi makan tiga kali sehari, pagi senam. Alhamdulillah kondisinya stabil semua, kalau kejadian sampai meninggal dunia tidak ada karena tanpa gejala. Kalau kejadian yang krusial pernah lansia umur 63 tahun karena kondisi oksigennya menurun kami bawa ke rumah sakit dan sudah ditangani," ungkapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/180821278/baru-sepekan-dibuka-rs-lapangan-kota-malang-hampir-penuh

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com