Salin Artikel

"Kami Taunya Korban ke Sana untuk Mengaji, Shalawatan, Tidak Tahu kalau Ada Ritual seperti Itu"

Eka mengaku, keluarga mengetahui Bripda Febriyan mengikuti kegiatan di padepokan pimpinan Nur Hasan tersebut. Hanya saja, mereka tak tahu padepokan itu menggelar kegiatan seperti ritual di laut.

"Kami taunya korban kalau ke sana untuk mengaji, shalawatan, dan istighasah. Tidak tau kalau ada ritual seperti itu (di tengah laut)," kata Eka di rumah duka Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Selasa (15/2/2022).

Bripda Febriyan dan Nur Hasan, kata Eka, saling mengenal. Mereka dulu memiliki guru yang sama. Eka menyebut guru itu sebagai eyang.

Menurut Eka, Febriyan dan Nur Hasan hanya mengaji bersama eyang tersebut, tanpa ada ritual seperti di pantai.

"Kenalnya ya dari mengaji bareng ke eyang. Cuma Hasan ini lebih senior daripada adik saya. Kalau di eyang itu cuma ngaji enggak ada ritualnya," kata Eka.

Sempat pamit ke istri

Istri Bripda Febriyan, Diana menceritakan, pada malam sebelum kejadian, Febriyan sedang bertugas di Mapolsek Pujer.

Bripda Febriyan merupakan salah satu personel di Polsek Pujer, Kabupaten Bondowoso. Sebelumnya, Bripda Febriyan pernah bertugas di Polres Bondowoso.

Diana yang sedang bertugas di puskesmas itu mendapat telepon dari Febriyan beberapa jam sebelum kejadian. Febriyan berpamitan ingin pergi ke pantai.

Kepada Diana, Febriyan mengaku diajak Hasan.

"Mas itu pulang kerja ditelepon sama Hasan diajak ke pantai. Kalau enggak ditelepon, enggak kira ke sana karena besok paginya berencana mau pulang ke Lumajang," jelas Diana.


Pesan kayu untuk bangun rumah

Sementara itu, Ayah Bripda Febriyan, Joko mengaku ditelepon anaknya itu sekitar seminggu lalu. Febriyan yang sedang membangun rumah, kata dia, meminta kayu kepadanya.

Joko pun telah menyiapkan kayu permintaan anaknya itu. Rencananya, kayu itu diambil pada Minggu.

"Ternyata diambil sungguhan tapi untuk pelingsir pemakamannya," kata Joko.

Joko dan keluarga akan selalu mendoakan Bripda Febriyan. Ia juga berharap Hasan diproses hukum.

"Kami mohon doanya agar almarhum anak saya bisa tenang di sana," jelas Joko.

(KOMPAS.com/Miftahul Huda)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/164700978/kami-taunya-korban-ke-sana-untuk-mengaji-shalawatan-tidak-tahu-kalau-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke