Salin Artikel

Cerita Pelukis di Malang, Karyanya Dipesan Musisi dan Aktor Mancanegara, dari Black Sabbath hingga Joe Manganiello

Di tempat itulah si tuan rumah bernama Toha Mashudi (48) menelurkan karya-karya lukisan yang diminati tokoh-tokoh mancanegara.

Lukisannya dibeli musisi hingga aktor mancanegara

Saat ditemui oleh Kompas.com, sosok Toha tampak sangat sederhana. Namun siapa sangka, di balik kesederhanaanya itu, Toha terkenal hingga mancanegara berkat goresan tangannya.

Sejumlah tokoh dan musisi mancanegara kerap membeli gambar yang diklaim beraliran surrealisme fantasi itu.

"Yang terakhir, kru Band Black Sabbath menghubungi saya untuk dibuatkan gambar sebagai ilustrasi poster event tour-nya. Tapi sampai saat ini belum deal. Mungkin karena kesibukan di sana," terangnya.

Tak hanya Black Sabbath, band Equilibrium, Archenemy, Marauda, Exmortus, dan aktor ternama Joe Manganiello telah membeli karyanya.

"Mereka kalau bertransaksi dengan saya melalui pesan Instagram. Yang melayani istri saya, sebab saya tidak bisa bahasa Inggris," tuturnya.

"Media yang saya gunakan drawing pen dan kertas canson," ujarnya.

Bapak dari dua anak itu mengaku menggeluti dunia seni rupa itu sejak tahun 2016.

Namun untuk kegiatan menggambar secara umum pihaknya sudah memulainya sejak tahun 1991 silam.

"Awal mula saya menggambar airbrush sepeda motor, di rumah tempat asal saya, Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang tahun 2001," tuturnya.

Setahun berikutnya, tepatnya tahun 1992, ia pensiun dari pekerjaan yang dia geluti, dan berpindah kerja sebagai pegawai pabrik gula di kawasan Kecamatan Bululawang.

"Meski bekerja, saya tidak bisa meninggalkan hobi menggambar saya. Kebetulan kerja saya bagian administrasi. Jadi banyak duduknya. Nah, sembari bekerja saya bisa sambil menggambar dengan media kertas rokok," jelasnya.

Ahot, panggilan akrabnya, bekerja di pabrik gula hingga tahun 1997. Setelah itu ia mengadu peruntungan merantau ke Bali. Di sana ia kembali membuka usaha jasa airbrush motor.

"Selama di Bali saya juga semakin banyak belajar tentang teknik menggambar kepada para seniman-seniman seni rupa di sana," ujarnya.

Kemudian pada 2016 ia memutuskan pensiun dari pekerjaannya dan kembali ke Malang. Dia pun bertekad untuk menjadi seorang perupa murni.

"Saat itu juga saya mulai membuat akun instagram dan memposting karya-karya di sana," ujarnya.

Selang beberaopa lama, peminat karyanya mulai berdatangan. Mereka membeli karya yang sudah ada hingga memesan gambar sesuai konsep yang diinginkan.

"Pertama kali karya saya dibeli seharga Rp 300.000, kemudian meningkat menjadi Rp 500.000 sampai Rp 1 juta. Harga itu bukan bandrol dari saya, tapi pembelinya sendiri, " jelas Ahot.


Tertarik dengan hal ekstrem dan horor

Ahot mengaku tidak pernah membanderol harga, termasuk untuk pembelinya dari mancanegara. Namun, menurutnya pembeli di sana menghargai karyanya senilai 300 hingga 500 dollar.

"Untuk gambar yang dipesan kru Black Sabbath saya membanderol 300 dollar, seperti pembeli mancanegara lain. Tapi ia mengatakan akan membeli seharga 500 dollar," tuturnya.

Ahot menceritakan bakat menggambarnya itu memang sudah muncul sejak kecil. Seiring ia juga sangat tertarik dengan hal-hal ekstrem dan horor.

Misalnya terkait film kesukaannya, ia mengaku selalu tertarik dengan film horor.

Begitupun terkait buku bacaan kesukaannya, ia juga suka dengan buku-buku bergenre kriminalitas, pembunuhan, dan horor.

"Lalu ketika menggambar saya pun suka menggambar hal-hal horor, seperti tengkorak dan makhluk-makhluk aneh begini," katanya.

Untuk mengasah kemampuannya menggambar, ia kerap membeli buku-buku tentang seni rupa.

Dari sana mendalami teknik menggambar dari akademisi seni rupa. Selain itu, pihaknya juga rajin mengliping ulasan seni rupa dari berbagai majalah dan surat kabar, sekaligus belajar secara langsung kepada perupa-perupa lain. Termasuk ketika ia merantau ke Bali.

"Hanya dari situlah saya mengasah kemampuan menggambar saya. Tanpa bersekolah atau kursus. Jadi saya memang belajar secara otodidak murni," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/160016078/cerita-pelukis-di-malang-karyanya-dipesan-musisi-dan-aktor-mancanegara-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke