Salin Artikel

Mengenal Panser Amfibi BTR-50P, Berusia Lebih dari 60 Tahun, Dihibahkan ke Museum Pemberontakan Peta Blitar

Kendaraan yang dikenal dengan panser amfibi (Pansam) berbobot lebih dari 14 ton itu diangkat bagian belakangnya oleh sebuah ekskavator.

Proses pemindahan dari kendaraan pengangkut ke samping monumen yang hanya berjarak 50 meter berjalan lambat.

Terutama saat menurunkan kendaraan yang masuk kategori Armored Personnel Carrier (APC) amfibi itu ke jalan aspal dan membelokkannya ke gang sempit menuju monumen.

Dukung museum pemberontakan PETA

Kendaraan pengangkut pasukan yang memiliki nama asal BTR-50P itu merupakan pemberian dari Komando Armada II TNI-AL yang bermarkas di Dermaga Ujung Surabaya.

Tak hanya pansam, dihibahkan pula sebuah meriam howitdzer kaliber 122 mm.

Pemberian dua peralatan perang itu dilakukan untuk mendukung proses pendirian Museum Pemberontakan Peta oleh Pemerintah Kota Blitar yang dibiayai APBN.

Perwira yang bertanggungjawab pada pengiriman dua peralatan tempur itu, Letda (Mar) M Wahyudi mengatakan kedua peralatan itu sudah mulai tidak digunakan lagi sejak sekitar 2018.

BTR-50P adalah kendaraan militer buatan Uni Soviet yang diproduksi selama kurun waktu 1954-1970.

Kendaraan ini memiliki bobot 14,5 ton dengan dimensi 7,08 meter x 3,14 meter dan tinggi 2,03 meter.

BTR-50P mampu mengangkut dua personel kavaleri sebagai pengemudi, satu komandan, dan 16 personel infanteri bersenjata lengkap.

Dalam sebuah pertempuran darat, kata Wahyudi, BTR-50P berada di barisan paling belakang setelah barisan pasukan infanteri dan tank baja di barisan terdepan

Kata Wahyudi, unit tersebut merupakan produksi sekitar tahun 1955 atau sudah berusia 66 tahun.

"Di darat, kendaraan ini mempu lari pada kecepatan maksimal 44 kilometer per jam dan di air sekitar 11 kilometer per jam," ujarnya, Senin.

Menurutnya, kendaraan pengangkut militer yang biasa disebut pansam (panser amfibi) itu telah mencatatkan sejumlah operasi militer seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka di Aceh.

Wahyudi mengatakan, sebelumnya sudah ada beberapa pansam milik Korps Marinir yang dihibahkan ke sejumlah museum sementara sebagian besar hingga saat ini masih menjadi salah satu alutsista andalan TNI-AL.

"Yang masih beroperasi sudah mengalami modifikasi termasuk pada bagian mesin penggerak. Modifikasi dan peremajaan sparepart dilakukan Pindad kalau tidak salah," kata dia.

Satu unit pansam atau tank amfibi pengangkut yang dihibahkan ke Museum Pemberontakan Peta Blitar itu juga sudah tidak dilengkapi dengan persenjataan berupa peluncur granat dan senapan mesin yang biasa terpasang di samping pintu palka.

Wali Kota Blitar Santoso yang turut menyaksikan kedatangan dua peralatan militer itu mengatakan, penempatan tank dan meriam tersebut merupakan bagian dari proses pembangunan Museum Pemberontakan PETA.

"Ini bagian dari upaya kita menyempurkan penampilan ketika kita membangun Museum PETA Supriyadi," kata Santoso kepada wartawan.

Santoso mengatakan peristiwa pemberontakan pasukan Peta yang dipimpin Sodanco Supriyadi memiliki arti penting dalam upaya menggelorakan perjuangan kemerdekaan.

Dalam waktu dekat, ujarnya, Museum Pemberontakan Peta juga akan mendapatkan pemberian satu pesawat tempur dari TNI Angkatan Laut dan satu unit lagi tank dari TNI Angkatan Darat.

Santoso mengatakan, setelah sejumlah peralatan dan kendaraan militer didatangkan ke lokasi yang menjadi bagian dari Museum Pemberontakan Peta, proses pembangunan akan dimulai di gedung-gedung bekas Markas Peta Blitar yang berada persis di belakang Monumen Pemberontakan Peta.

Pemberontakan Peta Blitar adalah peristiwa serangan terhadap militer Jepang di Blitar oleh puluhan pasukan Peta Blitar yang dipimpin komandan peleton Sodanco Supriyadi.

Namun pemberontakan itu segera dapat diatasi oleh militer Jepang dalam waktu singkat dengan tewasnya sejumlah pasukan Supriyadi dan puluhan lain tertangkap.

Mereka yang tertangkap mendapatkan hukuman mati dan penjara seumur hidup.

Sementara narasi sejarah tentang nasib Supriyadi yang baru berusia 22 tahun itu selama ini didominasi oleh pengisahan bahwa Supriyadi berhasil melarikan diri dan menghilang.

Pihak keluarga meyakini Supriyadi ikut tewas dalam kontak senjata ketika pasukan Jepang memburu pasukan Peta yang dia pimpin.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/122500678/mengenal-panser-amfibi-btr-50p-berusia-lebih-dari-60-tahun-dihibahkan-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke