Salin Artikel

Sejarah dan Asal-usul Bondowoso, Kota Tape Pemilik 1.215 Situs Megalitikum

Kabupaten Bondowoso juga menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Jawa Timur yang tidak memiliki pesisir.

Luas wilayah Kabupaten Bondowoso mencapai 1.560,10 kilometer persegi, dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Bondowoso.

Kecamatan Bondowoso ini berada di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki di Situbondo menuju Kabupaten Jember.

Bondowoso memiliki sejarah yang panjang. Usianya sudah mencapai 202 tahun, merujuk pada 17 Agustus 1819 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bondowoso.

Sejarah Kabupaten Bondowoso

Wilayah Kabupaten Bondowoso dahulunya merupakan bagian dari wilayah Besuki yang sekarang masuk menjadi wilayah Situbondo.

Sejarah Kabupaten Bondowoso berawal dari pemberontakan Ke Lesap terhadap Adikoro IV yang merupakan menantu Tjakraningrat Bangkalan, Madura.

Pemberontakan Ke Lesap terjadi pad atahun 1743. Dalam pertempuran di desa Bulangan, Adikoro IV meninggal dunia.

Adikoro IV memiliki beberapa anak, salah satunya Demang Walikromo. Demang Walikromo ini memiliki anak bernama Raden Bagus Assra.

Karena kondisi yang tidak kondusif, Nyi Sedabulangan atau istri Adikoro IV membawa lari Raden Bagus Assra ke wilayah Besuki.

Pelarian ini dilakukan secara besar-besaran oleh para pengikut Adikoro IV. Raden Bagus Assra turut dibawa oleh neneknya untuk menjamin keselamatannya.

Di Besuki, Raden Bagus Assra diasuh oleh Ke Patih Alus, Patih Wiropuro. Raden Bagus Assra mendapatkan pengajaran baik ilmu kanuragan maupun ilmu agama.

Memasuki usia 17 tahun, Raden Bagus Assra diangkat menjadi Menteri Anom dengan gelar Abhiseka Mas Astruno. Bagus Assra juga dinikahkan dengan putri Bupati Probolinggo.

Setelah itu, Raden Bagus Assra ditugaskan untuk melakukan perluasan wilayah.

Memasuki tahun 1794, Bagus Assra berhasil menemukan daerah strategis yang kini menjadi Kabupaten Bondowoso.

Dengan demikian, Raden Bagus Assra dianggap sebagai penemu sekaligus pendiri wilayah Bondowoso.

Belanda yang sudah lama memasukkan wilayah itu sebagai kekuasaannya kemudian melepaskan wilayah baru Bondowoso itu dari Besuki.

Bondowoso lantas dikukuhkan sebagai pemerintahan mandiri dengan status Keranggan Bondowoso.

Raden Bagus Assra atau Mas Ngabehi Astrotruno lantas diangkat sebagai penguasa wilayah sekaligus pemimpin agama pada 17 Agustus 1819.

Wilayah Bondowoso berupa dataran tinggi yang dikelilingi gunung dan bukit.

Oleh para peneliti, Bondowoso ini dipercaya menyimpan aset peninggalan zaman megalitikum.

Diketahui, Bondowoso memiliki situs megalitikum yang disebut-sebut sebagai kekayaan emas kota ini.

Berdasarkan data hingga tahun 2018, total ada 1.215 situs megalitikum yang tersebar di seluruh kecamatan.

Meski demikian, ribuan situs itu masih perlu diteliti lebih jauh terkait usia dan penjelasan rinci lainnya. 

Pada tahun 2018 pula, Bondowoso dideklarasikan sebagai Kota Megalitikum, mengingat banyaknya benda peninggalan megalitikum di kabupaten ini.

Nama Bondowoso sendiri diyakini erat kaitannya dengan kata Wanawasa yang artinya hutan belukar.

Dalam Babad Bondowoso Pupuh X Pangkur, bati ke-12 terdapat kata Wanawasa. Sedangkan pada bait 2 Pupuh X ada dua kata yaitu Bandawasa dan Wanawasa secara berdampingan.

Wanawasa berasal dari dua kata, yaitu wana dan wasa. Wana artinya alas atau hutan, sedangkan wasa diduga berasal dari kata wis dalam bahasa Sansekerta yang artinya masuk.

Jadi wana wasa berarti masuk hutan, buka hutan, atau berkediaman di dalam hutan. Kata ini merujuk pada Raden Bagus Assra yang membuka dan mengembangkan kota yang awalnya hutan belukar.

Bondowoso Kota Tape

Kabupaten Bondowoso terkenal dengan makanan berupa tape dari singkong yang enak dan khas.

Oleh karena itu, julukan Kabupaten Bondowoso adalah kota tape yang merujuk pada kekhasan makanan tersebut.

Tape Bondowoso terbuat dari singkong sebagaimana umumnya. Namun di kota ini tape diolah menjadi beberapa olahan khas.

Salah satu olahan yang terkenal adalah Tape Manis Bondowoso. Disebut dengan nama tape manis, karena memang tape ini rasanya manis.

Beberapa kios penjual tape manis Bondowoso antara lain Tape Manis 31, Tape Handayani, Tape Tjap Enak, Tape Manis 82, dan Tape Handayani 82.

Selain tape manis, ada pula olahan lain seperti Pia Tape Bondowoso, Tape Bakar Gula Merah, Suwar Suwir, Prol Tape, hingga Tape Ngambeng, yaitu minuman tape, gula dan air kapur.

Sumber:
Bondowosokab.go.id
Jatimprov.go.id
Tribunnews.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/111500678/sejarah-dan-asal-usul-bondowoso-kota-tape-pemilik-1.215-situs-megalitikum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke