Salin Artikel

Berawal dari Hobi, Yudi Kembangkan Jenis Anggrek Baru, Raup Untung Rp 10 Juta Per Bulan

LUMAJANG, KOMPAS.com - Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Begitulah yang tergambar pada diri Eko Yudi Purnomo, warga Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Berawal dari hobi, dia sukses membudidayakan berbagai jenis anggrek di rumahnya.

Sebulan, Yudi bisa mendapat untung Rp 10 juta dari anggrek yang dibudidayanya. Anggrek itu terjual di sejumlah daerah di Jawa Timur. Seperti terjual di Malang, Ngawi, Mojokerto, Banyuwangi, dan Kota Batu.

Kesuksesan Yudi dalam membudidaya anggrek datang dengan tidak disengaja. Yudi memilih fokus membudidaya anggrek setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan tempatnya bekerja pada tahun 2015.

Yudi yang hobi dengan bunga anggrek lantas menggeluti dunia anggrek. Sejak tahun 2016, dia memilih tinggal di Kota Batu untuk menekuni hobinya. Lalu pada tahun 2018, dia memutuskan untuk pulang ke Lumajang dan merintis usaha budidaya anggrek.

"Saya ini tidak ada basic pertanian sama sekali. Karena hobi, saya sering kumpul dengan teman-teman pecinta anggrek di Malang," kata Yudi saat ditemui di kebunnya di Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Senin (14/2/2022).

Yudi membudidaya anggrek di atas lahan seluas 200 meter persegi. Yudi rutin merawat bunga tersebut. Mulai dari menyiram, memupuk, hingga mengawinkan dua jenis anggrek yang berbeda.

Dalam proses budidaya, Yudi dibantu oleh satu orang pegawai yang dididiknya dari nol sampai akhirnya mengerti tentang anggrek.

Selain menjual anggrek yang sudah jadi, Yudi juga menyediakan bibit anggrek dalam kemasan botol yang berisi 50 bibit anggrek yang dijual dengan harga Rp 30.000.

Sedangkan untuk anggrek usia satu bulan, dia menjualnya dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Untuk anggrek dewasa, dia menjualnya hingga Rp Rp 9 juta, tergantung dengan keindahan dan jenis anggrek.

"Kalau yang botolan biasanya Rp 30.000, kalau yang dewasa macam-macam. Paling mahal ada yang sampai Rp 9 juta," jelasnya.

Di kebunnya, Yudi membudidayakan ribuan anggrek dari berbagai jenis. Seperti jenis dendrobium, vanda, catleya, bulan, dan masih banyak jenis lainnya.

Bahkan, Yudi dan pegawainya berhasil menumbuhkan anggrek jenis baru yang telah didaftarkan sertifikasi internasional. Seperti anggrek dendrobium rumini, dendrobium lumajang eksotik, dendrobium unique dan anggrek dendrobium pesona lumajang.

Saat ini, Yudi dan pecinta anggrek lainnya di Lumajang membentuk Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Cabang Lumajang. Walaupun jumlah anggotanya masih sedikit, mereka selalu berusaha untuk membuat anggrek murah Lumajang terangkat popularitasnya.

"Orangnya masih sedikit. Tapi kita usaha maksimal supaya anggrek murah Lumajang bisa terangkat," tambahnya.

Nugroho (26) warga Kecamatan Randu Agung, Kabupaten Lumajang, rela datang langsung ke Pasirian hanya untuk membeli anggrek. Menurutnya, selain murah, anggrek merupakan tanaman yang indah dan perawatannya tidak sulit. Selain itu, daunnya tidak membuat kotor.

Nugroho mengaku gemar anggrek sejak tahun 2016.

"Harganya terjangkau, juga perawatannya mudah. Tidak membuat kotor ruangan," jelas Nugroho.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/060000278/berawal-dari-hobi-yudi-kembangkan-jenis-anggrek-baru-raup-untung-rp-10-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com