Salin Artikel

Temukan Struktur Lantai Bata di Situs Karangtengah, BPCB Jatim: Hampir Sama dengan Kawasan Trowulan

Struktur itu berupa batu bata yang disusun satu lapis dengan ukuran permukaan sekitar 20 cm x 20 cm. Ukuran batu bata itu berbeda dengan struktur dinding di area situs yang diduga sebagai pagar area permukiman yang berbentuk persegi panjang.

Ketua Tim Arkeolog BPCB Jatim Nugroho Harjo Lukito mengatakan, bentuk bata dengan permukaan berukuran sama sisi atau bujur sangkar juga ditemui di kawasan cagar budaya Trowulan, Mojokerto.

"Ini hampir sama dengan yang ada di kawasan Trowulan yang merupakan struktur lantai rumah," ujar Nugroho ditemui Kompas.com di lokasi ekskavasi, Kamis (10/2/2022).

Selain menemukan struktur yang diduga berfungsi sebagai lantai di area permukiman, tim juga mengumpulkan ratusan fragmen keramik dan tembikar.

Fragmen itu didominasi bagian-bagian dari gerabah perabot dan material bangunan yang memperkuat dugaan Situs Karangtengah merupakan area permukiman kuno. Beberapa di antaranya adalah fragmen piring, mangkok, peralatan memasak, pecahan genteng, dan lain sebagainya.

Tim juga menemukan banyak pecahan keramik, gerabah dengan kualitas tinggi dan diglasir, yang diduga berasal dari Cina era Dinasti Song dan Yuan.

"Fragmen gerabah dan tembikar yang kita temukan rata-rata berkualitas tinggi, halus permukaannya. Jadi mungkin area ini memang bekas permukiman kelompok masyarakat kelas menengah ke atas," jelas Nugroho.

Dugaan strata kelas masyarakat penghuni kawasan itu, diperkuat oleh temuan struktur yang diduga sebagai lantai yang tersusun dari satu lapis bata dengan bidang permukaan sama panjang.

Kata Nugroho, seperti halnya di kawasan Trowulan, hunian keluarga dengan strata sosial menengah-atas menggunakan lantai berbahan batu bata.

"Untuk strata yang lebih rendah, biasanya lantainya menggunakan kerikil dan batu kali berukuran kecil yang dibatasi dengan batu bata sehingga membentuk kotak-kotak," kata dia.

Sementara fragmen-fragmen keramik Cina yang ditemukan menunjukkan tanda diproduksi selama kurun waktu abad ke-13 hingga ke-14 Masehi.

Namun tim juga menemukan beberapa keping fragmen keramik dalam jumlah kecil yang diduga berasal dari negara yang hari ini bernama Thailand dan Vietnam.

"Ada beberapa keramik yang sepertinya bukan buatan Cina tapi mungkin Thailand atau Vietnam," kata Nugroho.

Struktur pagar yang terputus

Kegiatan ekskavasi penyelamatan yang akan berakhir akhir pekan ini, Sabtu (12/2/2022), berhasil menampakkan lebih banyak lagi dari struktur yang diduga berfungsi sebagai pagar permukiman.

Namun penggalian ke arah timur terhenti setelah strutur diduga sebagai pagar itu menampak sepanjang sekitar 14 meter. Di ujung timur, tim tidak lagi menemukan tanda-tanda adanya kelanjutan dari struktur tersebut.


Meski struktur berakhir sejauh 14 meter di ujung timur dari titik awal penggalian di samping saluran irigasi persawahan, tetapi tidak ditemukan adanya sudut.

"Ini terus terang membuat kami agak bingung karena tidak menemukan sudut. Struktur ini sendiri semakin menurun ke arah timur. Apakah ini pagar yang membatasi antar rumah atau pondasi bangunan rumah," kata Nugroho.

Selain menggali struktur yang diduga pagar itu, berangkat dari titik awal temuan struktur, tim juga menggali ke arah utara dan menemukan struktur yang diduga sebagai lantai tersebut.

Struktur lantai yang terbuat dari batu bata sama panjang itu sementara terkuak sepanjang sekitar tiga meter ke arah utara-selatan dan berhimpitan dengan saluran irigasi sawah milik warga sekitar.

Dimulai pagi ini, tim juga mencoba menggali struktur batu bata di titik yang berjarak sekitar 20 meter ke arah barat dari titik awal temuan.

Namun di titik itu, tim hanya menemukan struktur yang terdiri dari susunan batu bata sebanyak dua lapis yang terputus di dua atau tiga sisinya.

"Untuk galian di sebelah barat itu sepertinya sudah tidak menjanjikan. Mungkin struktur sudah rusak oleh aktivitas pengolahan sawah," kata Nugroho.

Situs Karangtengah berada di area persawahan di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Lokasinya hanya sekitar 100 meter dari pagar bagian belakang RSUD Mardi Waluyo yang dibangun pada awal 2000-an.

Perhatian pada Situs Karangtengah dimulai ketika struktur batu bata kuno terlihat oleh petani pertengahan tahun lalu, karena tanah yang menutupinya tergerus air di saluran irigasi pertanian.

Penggalian pada fase survei penyelamatan telah dilakukan oleh BPCB pada September tahun lalu.

Arkeolog memercayai Situs Karangtengah merupakan kawasan permukiman kuno setidaknya sejak era Kerajaan Majapahit dengan potensi benda cagar budaya tersebar di luasan area lebih dari satu hektare.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/10/210243378/temukan-struktur-lantai-bata-di-situs-karangtengah-bpcb-jatim-hampir-sama

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com