Salin Artikel

Tanaman Buah Naga di Agrowisata Rembangan Diganti Lengkeng, Alasannya Sudah Tak Produktif

Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, sudah 20 tahun kawasan itu ditanami buah naga. Kini, tanaman buah naga itu sudah tidak produktif.

Sehingga, Pemkab Jember mengganti tanaman itu dengan bibit buah lengkeng. Sebanyak 600 bibit buah lengkeng jenis pinpong dan lokal ditanam di area seluas 2,6 hektare tersebut.

Sentra tanaman itu akan menjadi komoditas lengkeng unggulan khas Jember.

“Buahnya besar, bijinya kecil. Ini benar-benar buah asli Jember yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan,” kata Hendy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Menurut dia, kawasan agrowisata Rembangan itu akan dijadikan percontohan tanaman lengkeng. Pemkab Jember sudah bekerja sama dengan PT Karya Dunia Impian sebagai penyedia bibit dan pengelola lahan.

“Saya berharap masyarakat di sekitar Rembangan ikut menjaga lahan percontohan ini agar manfaatnya benar-benar bisa dirasakan oleh semua,” tambahnya.

Hendy berharap ada perluasan lahan tanam pohon lengkeng jember super ke depannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Imam Sudarjami menambahkan, lahan Agrowisata Rembangan khusus bibit lengkeng jember super akan dijadikan wahana edukasi tanaman lengkeng.

Selain itu, juga sebagai wisata petik buah kelengkeng.

“Selain itu target kami jelas adalah meningkatkan pendapatan asli daerah melalui budidaya tanaman kelengkeng di masyarakat,” ucap dia.

Ia menilai varietas lengkeng jember super memiliki keunggulan daging buah yang besar dan biji kecil.

Bibit ini dikembangkan oleh ahli pertanian Universitas Jember Hidayat Teguh Wiyono. Bahkan sudah diuji coba selama dua tahun belakangan ini dengan hasil yang menakjubkan.

Menurutnya, Pemkab Jember berencana menghidupkan kembali lahan yang sudah tidak produktif. Selama ini, tak ada setoran untuk pendapatan asli daerah (PAD) dari lahan itu. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/08/181151978/tanaman-buah-naga-di-agrowisata-rembangan-diganti-lengkeng-alasannya-sudah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke