Salin Artikel

Kisah Masa Kecil Ainun Najib, Pendiri KawalCovid-19 yang Diminta Pulang Jokowi, Sempat Minta Lompat Kelas

Sebab, namanya disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato di acara Pengukuhan Pengurus Besar dan Hari Lahir ke-96 NU di Balikpapan, Senin (31/1/2022).

Dalam pidato yang sempat disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden RI tersebut, Presiden Jokowi berkeinginan supaya Ainun yang merupakan pendiri KawalCovid19, bersedia pulang dan berkarya di Indonesia.

Dibiasakan berdebat sejak kecil

Ainun saat ini bekerja dan tinggal di Singapura. Dia merupakan anak sulung dari dua bersaudara, dari pasangan Abdul Rozak dan Rustinah.

Selain Ainun, pasangan tersebut juga memiliki satu anak laki-laki, Azhar Adam Abdul Rohman, yang saat ini juga sudah bekerja di bidang IT di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut sang ayah, Abdul Rozak ada kebiasaan yang dia tanamkan pada anak-anaknya sejak mereka masih kecil.

"Kepada anak-anak, saya biasa melatih mereka kemampuan berdebat sejak kecil. Jadi saya biasakan anak-anak untuk berdebat sejak kecil, bukan apa-apa, hanya untuk mengasah daya pikir mereka saja," ujar Abdul Rozak, saat ditemui di kediamannya, Kamis (3/2/2022).

Abdul Rozak menjelaskan, berdebat secara positif, dinilai bakal menumbuhkan daya nalar anak-anaknya dalam membangun argumentasi.

Dengan begitu, anak-anaknya berpikiran luas dan terbuka, serta dapat mengasah kecerdasan pola berpikir mereka.

"Namun bagi saya pribadi, mohon maaf, selain karunia dari Allah, kecerdasan anak itu memang ada faktor genetiknya, ada turunan dari orangtua," ucap Abdul Rozak.

Dia mengaku mengenyam pendidikan hingga jenjang S-2, sementara istrinya menamatkan pendidikan S-1.

"Saya dan ibunya, saat masih sekolah dulu selalu dapat rangking (berprestasi). Sedangkan Ainun, dari mulai MI (Madrasah Ibtidaiyah) itu sudah dapat rangking terus. Di samping anaknya sendiri memang suka baca, kutu buku sejak kecil," kata Abdul Rozak.

Ingin lompat kelas

Abdul Rozak menuturkan, pada saat masih menapaki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Balongpanggang, Ainun yang duduk di bangku kelas satu waktu itu, sempat berujar kepada dirinya ingin segera lompat kelas.

Putranya itu ingin bersekolah bersama kakak kelasnya di kelas tiga.

"Saya ingat, saat masih kelas satu di SMP itu dia minta langsung menjadi kelas tiga. Karena dia bilang, pelajaran yang diajarkan di kelas satu waktu itu sudah bisa semua, makanya minta ke saya apa enggak bisa langsung naik kelas tiga," kenang Abdul Rozak.

Namun oleh Abdul Rozak, keinginan Ainun tersebut tidak terlalu ditanggapi secara berlebihan.

Ainun diminta untuk tetap menjalani periode pendidikan seperti lazimnya, hingga Ainun lulus SMP dan kemudian melanjutkan jenjang pendidikan di SMA Negeri 5 Surabaya.

"Saat ibunya mengandung Ainun, saat usia kandungan sekitar tiga atau empat bulan itu, sempat ada kejadian saya ditegur sama orang di sini (Desa Klotok). Terus saya bilang, bila saya punya anak ingin seperti Gus Maksum Lirboyo (KH. Maksum Jauhari)," ujar Abdul Rozak.

Bukan tanpa alasan Abdul Rozak melontarkan pernyataan tersebut.

Sebab, dirinya mengaku, menghormati dan mengagumi keilmuan serta kecerdasan Gus Maksum yang sudah meninggal dunia pada 2003 silam.

Selain itu, pada saat istrinya mengandung, baik saat mengandung Ainun maupun adiknya, Abdul Rozak mengaku, rajin memanjatkan doa kepada Allah serta menjalankan shalat tahajud setiap malam.

"Terlebih pada saat usia kandungan istri sekitar tiga atau empat bulan, itu sebaiknya berdoa sebanyak-banyaknya kepada Allah. Sebab bagi saya, saat usia kandungan tersebut sangat menentukan," kata Abdul Rozak.

Abdul Rozak menceritakan, awal mula Ainun jatuh hati dengan bidang IT yang digeluti hingga kini

Abdul Rozak mengatakan, hal tersebut kemungkinan dimulai saat Ainun masih duduk di bangku kelas empat MI.

"Saat kelas empat MI itu Ainun disunat (khitan) dan sempat dapat uang dari orang-orang yang menjenguk. Uang tersebut kemudian dibelikan game watch, dengan mulai saat itulah dia mulai senang IT, bukan saat SMA. Tapi sejak kelas satu MI, anaknya itu memang sudah gemar membaca buku," tutur Abdul Rozak.

Bahkan Abdul Rozak masih terkenang, ketika Ainun yang masih duduk di bangku MI, sempat mengatakan kepada dirinya supaya diberikan uang keperluan sekolahnya dari hasil Abdul Rozak mengajar, bukan uang dari gaji yang didapat dirinya maupun Rustinah sebagai PNS.

"Saya sendiri tidak tahu sebabnya, saat itu Ainun tiba-tiba hanya bilang tidak berkenan dengan uang dari gaji PNS. Kebetulan, saat itu saya juga nyambi mengajar Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Hidayatul Ummah, mengajar pelajaran Akidah Akhlak dan Al-Qur'an hadis. Akhirnya, sejak itu ya uang hasil mengajar itu yang saya berikan," ujar Abdul Rozak.

Salah satu yang dilakukan adalah melihat potensi yang dimiliki anak dan fokus pada satu bidang yang benar-benar dikuasai atau digemari.

"Kalau bisa itu memang fokus pada satu bidang. Filosofinya itu seperti pohon, sebab dari Allah pohon kelapa kan berbuah kelapa, tidak mungkin macam-macam. Masak ada pohon kelapa kemudian buahnya bisa kurma, apel, anggur, kan tidak ada. Makanya, sebaiknya fokus pada satu bidang saja dengan melihat potensi anak," tutur Abdul Rozak.

Rozak mengaku, sebenarnya sempat mendambakan ada anaknya yang bakal menjadi dokter.

Namun rupanya keinginan ini tidak terkabul, karena Ainun maupun sang adik memilih bekerja dan meniti karir sebagai ahli di bidang IT.

Sosok sederhana

Kepala Desa Klotok, Suheri mengaku, bangga memiliki warga seperti Ainun dan keluarga Abdul Rozak, yang telah mengharumkan nama kampung halaman sehingga dikenal banyak orang.

Terlebih saat ini, setelah nama Ainun sempat disebut oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya.

"Sebenarnya orang pintar Indonesia yang ada di luar negeri itu kan banyak, tapi kenapa kemarin yang disebut dan dipilih oleh Presiden Jokowi justru nama Ainun. Saya kira ini luar biasa, Presiden menyebutnya pasti juga melalui pertimbangan cukup matang," kata Suheri.

Di mata Suheri, baik Ainun maupun keluarga Abdul Rozak merupakan sosok yang sederhana.

Selain itu, warga setempat memang sudah mengenal bahwa keluarga Abdul Rozak memiliki ikatan kuat dan memegang teguh kebanggaan sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU) alias nahdliyin.

"Dengan gaji yang diterima Ainun saat ini, sebenarnya kan mudah saja beli ini-itu, tapi kan enggak dilakukan. Sebab mereka (keluarga Abdul Rozak) memang sosok-sosok sederhana. Selain itu, mereka adalah sosok yang memang bangga sebagai warga NU, terlebih bagi Ainun yang karirnya tengah melejit," tutur Suheri.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/04/060000678/kisah-masa-kecil-ainun-najib-pendiri-kawalcovid-19-yang-diminta-pulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke