Salin Artikel

"Seperti Bom Suaranya, Terus Suami Saya Melihat Itu Kok Ada Orang Tertimpa Setengah Badan"

Nahas, tembok yang roboh itu menimpa seorang warga lanjut usia, Karlinah (61), warga Jalan Teluk Cenderawasih, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Karlinah yang tertimpa saat berjalan di dekat tembok itu tewas saat dilarikan ke rumah sakit.

Seorang warga yang melihat insiden itu, Endang Ariawati mengatakan, Karlinah sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Nenek itu baru saja kembali dari rumah adiknya.

Endang mengaku telah menawari Karlinah untuk berteduh di rumahnya karena hujan sangat deras. Namun, nenek yang sehari-hari berjualan nasi kuning itu tetap melanjutkan perjalanan.

Saat melewati Jalan Teluk Etna, Karlinah tertimpa tembok belakang kantor kecamatan yang roboh.

"Seperti bom suaranya, terus suami saya melihat itu kok ada orang ketimpa setengah badan, kemudian temboknya itu dicungkil pakai linggis, ibunya dipindah ke rumah saya," kata Endang saat dikonfirmasi, Kamis.

Menurut Endang, korban terluka di bagian pinggul dan kaki. Karlinah pun masih bernapas saat diselamatkan warga dan dievakuasi ke rumah Endang.

"Saya tuntun Istighfar, terus ibunya bilang Allah, Allah, Allah, sudah enggak kuat ibunya," katanya.

Karlinah baru dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 16.30 WIB. Korban dibawa ke Rumah Sakit Persada yang tak jauh dari lokasi kecelakaan itu.

Belakangan, Endang menerima kabar bahwa Karlinah telah berpulang saat perjalanan ke rumah sakit.

"Memang penanganannya agak lama, karena kita menunggu ambulans-nya jadi enggak berani sembarangan membawa korban ke rumah sakit, terus tadi dapat info meninggal dunia ibunya," katanya.


Pantauan di lokasi kejadian, tembok yang rubuh itu memiliki panjang sekitar 12 meter dengan ketinggian 1,5 meter dan tebal 20 centimeter.

Tembok yang telah retak dan berusia 10 tahun

Menurut Endang, sejumlah warga memang sudah menyarankan pihak kecamatan memperbaiki tembok tersebut jauh sebelum insiden itu terjadi.

Ia menyebut, tembok yang dibangun sekitar 10 tahun lalu itu telah memiliki retakan.

"Tapi beberapa kali ganti camat, masih aja belum ada pembenahan, mungkin karena fondasinya kena air jadi temboknya itu enggak kuat menahan," katanya.

Camat Blimbing Ariyadi Wardoyo membenarkan ada warganya yang tewas tertimpa tembok belakang kantor kecamatan.

Saat dikonfirmasi terkait kondisi tembok yang retak, Ariyadi mengaku insiden nahas itu di luar dugaan pihak kecamatan.

"Saya juga baru satu tahun menjabat di sini, kita tidak menyangka ada kejadian seperti ini karena derasnya hujan, ya mau gimana lagi kejadian seperti ini," katanya.

(KOMPAS.com/Kontributor Malang, Nugraha Perdana)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/03/201515678/seperti-bom-suaranya-terus-suami-saya-melihat-itu-kok-ada-orang-tertimpa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com