Salin Artikel

108 Kasus Positif Varian Omicron Tercatat di Jatim, Begini Upaya Pemprov

Berdasarkan data dari ITD Unair per Jumat (28/1/2021), Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mencatat tambahan 82 kasus positif.

Sehingga terdapat 108 kasus positif Covid-19 varian Omicron yang tersebar di 13 kabupaten kota di Jawa Timur.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono menjelaskan, asal pasien yang terpapar Omicron di Jatim.

Dari 82 pasien tersebut, menurut Erwin, 31 orang berasal dari Kota Surabaya, 22 orang dari Kota Malang, lima orang dari Sidoarjo, dan lima orang dari Gresik.

Kemudian di Kabupaten Madiun tercatat lima kasus,  Kabupaten Malang lima kasus, Kabupaten Pasuruan empat kasus, serta masing-masing satu orang dari kabupaten Jember, Kota Mojokerto, kabupaten Lamongan, kabupaten Pacitan dan kabupaten Trenggalek.

"Dari total 108 orang yang terkonfirmasi positif Omicron, sebanyak 47,2 persen orang telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi. Sedangkan 52,8 persen lainnya masih menjalani isolasi dengan kondisi mayoritas tanpa gejala dan atau gejala ringan," ungkap Erwin di Surabaya, Rabu (2/2/2022).

Ia menambahkan, sebanyak 63,0 persen yang terinfeksi Omicron sudah divaksinasi lengkap dua dosis dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya, dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Namun, lanjut Erwin, upaya vaksinasi saja dinilai tidak cukup. Hal itu harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain," ujar Erwin.

Upaya Pemprov Jatim

Adapun berbagai upaya dilakukan Pemprov Jatim untuk mengantisipasi penyebaran Omicron di Jawa Timur, antara lain, melaksanakan surveilans ketat Covid-19, termasuk mengintensifkan pemeriksaan dan pelacakan kontak erat Covid-19 untuk deteksi dini kasus dan pencegahan penularan lebih cepat di komunitas.

Kemudian, mengampanyekan protokol kesehatan dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan), serta mengoptimalkan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment).

Selain itu, perlu mempertimbangkan faktor ventilasi udara, durasi dan jarak interaksi untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Dan, mengoptimalkan pelaksanaan surveilans aktif pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Untuk kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, Pemprov Jatim melakukan asesmen mandiri kesiapan rumah sakit, meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan Covid-19, menyiapkan pengaturan SDM Kesehatan dan non kesehatan dalam mengantisipasi lonjakan kasus, melakukan pemenuhan logistik kesehatan, serta menyiapkan alur pelayanan pasien dan sistem rujukan pasien Covid-19.

Selain itu, menjalin kerja sama dengan BBTKLPP dan ITD Unair untuk meningkatkan penguatan kapasitas laboratorium dengan fasilitas pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) – S Gene Target Failure (SGTF) dalam deteksi dini Varian Omicron.

Termasuk melanjutkan sampel probable Omicron dilakukan pemeriksaan Whole Genome Squencing (WGS).

Di samping itu, kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron.

"Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron," kata Erwin.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/02/211716578/108-kasus-positif-varian-omicron-tercatat-di-jatim-begini-upaya-pemprov

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke