Salin Artikel

Kisah Warga di Sentra Tanaman Hias Kediri, Pernah Jual Puring hingga Rp 10 Juta

KEDIRI, KOMPAS.com - Wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang subur tidak hanya dikenal sebagai penghasil sayur. Daerah itu juga terkenal dengan ragam tanaman hiasnya.

Terutama di Kediri bagian selatan, tepatnya di Kecamatan Ngadiluwih. Selama ini, daerah itu merupakan kantong budidaya tanaman hias.

Aneka tanaman hias bisa ditemukan di sana. Baik tanaman hias untuk keperluan indoor, outdoor, hingga tanaman hias menahun yang batangnya berukuran besar itu.

Warga di sana banyak memanfaatkan lahan-lahan kosong, pekarangan, hingga halaman rumah untuk membudidayakannya.

Di sepanjang jalan raya Rembang-Ngadiluwih misalnya, rumah-rumah warga yang ada di pinggir jalan itu nyaris tidak nampak permukaan rumahnya karena tertutup tanaman hias.

Sehingga, wilayah Ngadiluwih tersebut kerap menjadi jujukan masyarakat dalam berburu tanaman hias.

Komarudin, warga Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, merupakan salah satu petani tanaman hias tersebut. Bagian depan rumah hingga pekarangan belakang rumahnya dijejali aneka macam tanaman hias.

"Lumayan dari pada tanah kosong diisi bunga bisa hasilkan uang," ujar Komarudin yang juga pengusaha roti ini, beberapa waktu lalu.

Berbagai tanaman itu di antaranya ada aglonema, pandan bali, puring kirana, pinang merah, golden wing, hingga tanaman kepel.

Soal harga, Komarudin menyebut lebih terjangkau karena langsung dari petaninya. Harga tersebut berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan ukurannya.

"Misalnya aglonema, kisaran Rp 10.000-Rp 15.000 perbatang. Golden wing rata-rata Rp 2.500," ujar pria yang bekerjasama dengan kakaknya, Malik, dalam usaha bunga itu.

Berbeda dengan Komarudin yang membudidaya bunga heterogen, Tedi Irawan hanya khusus budidaya tanaman hias jenis puring atau croton.

Bahkan, pria berusia 31 tahun, warga Desa Pule, Kecamatan Kandat itu juga menjalankan usaha supplier khusus puring, yang dinamainya Setya Puring.

Pasar tanaman hiasnya tersebut tidak hanya lokal, tapi juga berasal dari berbagai daerah di Jawa hingga luar Pulau Jawa.

"Permintaan tidak mesti. Kadang sebulan kisaran 500 batang," ujar Tedi, Rabu (27/1/2022).

Soal harga jualnya, tanaman bernama latin Codiaeum variegatum itu berbeda-beda tergantung jenis dan ukuran. Harga terendah Rp 7.000 dan tertinggi bisa mencapai jutaan rupiah.

Bahkan, Irawan mengaku pernah pecah rekor dengan menjual sebatang tanamam puring seharga Rp 10 Juta.

Puring bernama zaskia setinggi sekitar 80 sentimeter itu dibeli oleh seorang kolektor dari Malang pada 2021 lalu.

"Setahu saya, harga tersebut merupakan tertinggi yang pernah ada di Kediri," ujar Irawan.

Penyebab harga puring mahal

Menurut Irawan, banyak hal yang menyebabkan terdongkraknya harga tanaman hias, khususnya puring. Mulai dari varian baru hasil silang atau hybrid, kelangkaan jenis, dan keindahan corak serta keserasian bentuknya.

"Enggak semua hybrid mahal. Hybrid kalau tidak bagus, ya biasa saja harganya," ujarnya.

Perihal perawatan, puring merupakan tanaman hias outdoor yang relatif mudah perawatannya.

Namun untuk menghasilkan warna yang cemerlang dan indah, menurut Irawan, tentu memerlukan perhatian khusus. Perhatian itu misalnya berupa pemahaman tanaman akan kebutuhan air, penyubur, maupun obat hama.

"Perawatan menyesuaikan kebutuhan tanamannya saja. Misal malamnya habis kena hujan, paginya ya ndak usah disiram," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/28/070712878/kisah-warga-di-sentra-tanaman-hias-kediri-pernah-jual-puring-hingga-rp-10

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke