Salin Artikel

31 Kasus DBD Ditemukan di Surabaya Selama Januari, Rata-rata Pasien Usia 5-14 Tahun

Adapun kasus terbanyak berada di wilayah RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.

Di wilayah itu, ada 15 anak yang terjangkit DBD, satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, kasus DBD di Surabaya mayoritas menyerang anak-anak, dengan rentang usia 5-14 tahun.

"Berdasarkan data yang kami miliki, pada bulan Januari 2022 telah ada 31 kasus yang terkonfirmasi DBD dengan mayoritas menyerang anak usia 5-14 tahun," kata Nanik saat dikonfirmasi, Rabu (26/1/2022).

Menurut Nanik, curah hujan yang tak menentu disertai panas berpotensi meningkatkan populasi nyamuk dan tingkat agresivitas nyambuk vektor atau pembawa virus dengue.

Hal itu pula yang menyebabkan kasus DBD di Kota Surabaya meningkat pada awal Januari 2022.

Saat ini, Dinkes Surabaya berupaya menangani kasus DBD, salah satunya dengan penyelidikan epidemiologi. Dinkes fokus melakukan penanggulangan seperti pemberantasan sarang nyamuk.

Hal ini penting dilakukan untuk memastikan pemberantasan jentik nyamuk, lavarsidasi selektif untuk memberantas jentik di penampungan air yang sulit dikuras, dan juga fogging untuk memutus mata rantai penularan jika ditemukan jentik atau nyamuk penular di wilayah tersebut.

"Selanjutnya, upaya penting yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD adalah Gerakan 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik secara serentak dan terus menerus oleh seluruh masyarakat bersama stakeholder, mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan bersama dengan puskesmas dan kader kesehatan lainnya," tegas dia.

Tak hanya itu, upaya pencegahan lain untuk mengurangi risiko tergigit nyamuk juga terus dilakukan.

Salah satunya dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan baju panjang, serta menghindari menumpuk barang-barang dan menggantung pakaian, karena itu akan menjadi tempat peristirahatan nyamuk.

Di samping itu, dinas kesehatan juga mengimbau seluruh warga Surabaya waspada dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada jentik di lingkungannya, baik di dalam maupun di luar rumah.

Ia juga memastikan, Pemkot Surabaya akan terus menguatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD.

"Salah satunya dengan melakukan kerja bakti massal dan PSN serentak untuk memberantas tempat berkembangbiaknya nyamuk, menguatkan peran dan fungsi kader kesehatan untuk memantau lingkungan di masyarakat," tutur dia.

Selain itu, Dinkes akan terus melakukan konsultasi dengan ahli/pakar terkait perkembangan kondisi infeksi dengue di Indonesia, melakukan pemeriksaan identifikasi spesies jentik di Kota Surabaya dari beberapa habitat pontensial lain.

"Berbagai upaya ini penting supaya kita bisa melakukan pencegahan yang lebih optimal. Jadi, ayo kita bersama-sama mencegah DBD dengan memberantas jentik," imbuh dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/26/112524778/31-kasus-dbd-ditemukan-di-surabaya-selama-januari-rata-rata-pasien-usia-5

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke