Salin Artikel

Akses Kampungnya Ditutup Tembok Perumahan, Warga: Harapannya Ada Jalan, Setidaknya untuk Keranda Mayat

Para warga terdampak tidak memiliki banyak permintaan kepada pihak pengembang.

Setidaknya mereka minta agar dibuatkan akses selebar keranda mayat pada tembok beton setinggi 3 meter itu.

Sebab warga sudah terbiasa berinteraksi sosial, seperti mengurus pemakaman jenazah.

"Saya tinggal di sini sejak tahun 1997, dan hubungan kami selalu harmonis layaknya saudara," kata Basuki, warga terdampak, Senin (24/1/2022).

"Harapannya ada jalan, setidaknya untuk keranda mayat. Karena biasanya kita kerja bakti dan saling bantu kalau ada kematian," lanjut dia.

Naik tangga atau memutar jauh

Dengan penutupan akses itu, warga terpaksa menggunakan tangga kayu untuk menuju kampung sebelah.

"Kalau tidak, jika ingin menuju ke jalan utama ya harus memutar arah lebih jauh lagi. Padahal, sebelumnya bisa ditempuh melalui akses jalan di perkampungan sebelah ini. Begitupun anak kecil-kecil kalau pulang ngaji, juga harus mutar jauh," kata warga lain, Rini Isnaini.

Dia juga berharap pengembang memberikan akses seukuran orang untuk berjalan kaki agar bisa berinteraksi sosial dengan warga sebelah.

"Saya berharap pihak pengembang perumahan memberikan akses kepada warga di kampung sebelah. Setidaknya seukuran orang untuk berjalan kaki," ungkap Rini.

Rini mengatakan, warga butuh berinteraksi.

"Sebab kita juga butuh dengan tetangga untuk saling berinteraksi dan saling guyup. Terutama dalam hal ekonomi atau ketika ada orang meninggal dunia. Saya dengan warga di kampung ini sudah seperti saudara," imbuhnya.

Alasan faktor keamanan, warga bobol ruang tamu

Warga lain, Supandi, mengatakan rencana pembangunan tembok itu sudah disampaikan sebelumnya oleh pengembang, yaitu dengan alasan keamanan.

Warga pun sempat menolak rencana tersebut, namun tetap saja tembok itu dibangun.

"Proses pembangunan pagar tembok ini dimulai sejak sekitar 15 hari lalu, dan baru selesai pada Jumat (21/1/2022) lalu," ungkap Supandi.

Akibatnya, warga harus membobol ruang tamu atau teras mereka untuk akses alternatif agar mereka bisa keluar masuk.

"Ya terpaksa kami bobol ini (untuk akses dan jalan). Meskipun sebenarnya ini ruang tamu," kata Supandi.

Akan dibongkar

Sebelumnya, upaya mediasi sudah dilakukan bersama pihak kelurahan, namun tak juga menemukan solusi.

Namun Kapolsek Singosari, Kompol Achmad Robial mengatakan pada akhirnya sudah terjadi kesepakatan bahwa tembok akan dibongkar.

"Besok (Selasa) akan ada pembongkaran dari pihak pengembang. Mereka sudah rela untuk memberikan akses enam rumah tersebut," kata Achmad.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor : Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/25/062505578/akses-kampungnya-ditutup-tembok-perumahan-warga-harapannya-ada-jalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke