Salin Artikel

28 Desa di Lamongan Kembali Terendam Banjir Luapan Bengawan Njero

Kali ini ada 28 desa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terendam banjir Bengawan Njero, Senin (24/1/2022).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Gunadi mengatakan, dari pantauan yang dilakukan oleh petugas di lapangan hingga pukul 10.11 WIB, banjir akibat luapan air Bengawan Njero merendam lima wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan.

"Ada beberapa desa di lima kecamatan, yakni Kecamatan Kalitengah, Turi, Deket, Glagah dan Karangbinangun, yang kebanjiran. Dengan ketinggian air banjir bervariasi," ujar Gunadi, saat dikonfirmasi, Senin.

Data yang dihimpun BPBD Lamongan, di Kecamatan Kalitengah terdapat delapan desa yang kebanjiran.

Mulai Desa Jelakcatur dengan ketinggian air antara 25 sampai 41 sentimeter, Desa Tiwet dengan ketinggian air antara 30 hingga 50 sentimeter, Desa Blajo dengan ketinggian air mencapai antara 10 hingga 30 sentimeter, serta Desa Gambuhan dengan ketinggian air antara 15 sampai 35 sentimeter.

Ada pula Desa Bojoasri dengan ketinggian air antara 29 hingga 39 sentimeter, Desa Somosari dengan ketinggian air antara 15 sampai 29 sentimeter, Desa Pucangtelu dengan ketinggian air antara 10 hingga 21 sentimeter, dan juga Desa Pucangro dengan ketinggian air antara 10 sampai dengan 21 sentimeter.

Sementara di Kecamatan Turi, ada Desa Putat Kumpul dengan ketinggian air antara 30 hingga 45 sentimeter, Desa Kemlagi Lor dengan ketinggian air antara 35 hingga 56 sentimeter, Desa Pomahan Janggan dengan ketinggian air antara 20 hingga 32 sentimeter, Desa Bambang dengan ketinggian air antara 10 sampai 25 sentimeter, serta Desa Kepudibener dengan ketinggian air antara 15 hingga 25 sentimeter.

"Lima desa di Kecamatan Glagah yang kebanjiran, ada Desa Soko, Menganti, Pasi, Gempolpondowo dan Margoanyar. Ketinggian air bervariasi, dari 10 sampai ada yang 35 sentimeter," ucap Gunadi.

Adapun tiga desa di Kecamatan Deket yang terdampak banjir adalah, Desa Laladan dengan ketinggian air antara 10 hingga 25 sentimeter, Desa Sidomulyo dengan ketinggian air antara 15 hingga 37 sentimeter, serta Desa Weduni dengan ketinggian air antara 10 sampai 17 sentimeter.

Sedangkan banjir di wilayah Kecamatan Karangbinangun, melanda Desa Somowinagun dengan ketinggian air antara 15 sampai 30 sentimeter, Desa Waruk dengan ketinggian air antara 10 hingga 26 sentimeter, serta Desa Karanganom dengan ketinggian air antara 10 hingga 25 sentimeter.

Ada juga Desa Ketapang Telu dengan ketinggian antara 10 hingga 25 sentimeter, Desa Sukorejo dengan ketinggian air antara 10 hingga 19 sentimeter, Desa Blawi dengan ketinggian air antara 10 hingga 18 sentimeter, dan Desa Putat Bangah dengan ketinggian air antara 10 sampai 17 sentimeter.

"Kondisi air kembali naik, seiring hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir. Kami juga sudah menyiagakan dua mobil pikap, untuk membantu dalam memperlancar aktivitas warga terdampak banjir," kata Gunadi.

Banjir diketahui rutin dirasakan oleh warga desa yang tinggal di sepanjang aliran Bengawan Njero, pada saat musim penghujan datang.

Pada Rabu (19/1/2022), sebanyak 26 desa juga sempat kebanjiran ketika air Bengawan Njero meluap.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/24/150248178/28-desa-di-lamongan-kembali-terendam-banjir-luapan-bengawan-njero

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com