Salin Artikel

Tak Dilaporkan karena Nilainya Kecil, Polisi Tetap Selidiki Pencurian Beras di Blitar

BLITAR, KOMPAS.com - Sebuah video berisi aksi pencurian dua kantong beras di sebuah toko sembako di Kota Blitar, Jawa Timur, viral di media sosial.

Hestiana Veneranda, pemilik toko di Jalan Borobudur itu tidak melapor ke polisi terkait pencurian di tokonya itu.

Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono mengatakan, pihak kepolisian tetap akan menyelidiki kasus pencurian tersebut dan mengejar pelakunya meskipun korban tidak bersedia membuat laporan ke polisi.

"Meski pemilik toko tidak melapor, tetap akan kita selidiki. Kita kejar pelakunya. Kemarin sudah saya perintahkan Pak Kapolsek dan Pak Kasat Reskrim untuk mendatangi toko korban," ujar Argo kepada wartawan, Kamis (20/1/2022).

Argo mengatakan, untuk melakukan tugas penegakan hukum, polisi tidak perlu menunggu korban tindak kriminal membuat laporan ke polisi.

Pihak kepolisian, kata Argo, tidak mengetahui apa penyebab pemilik toko enggan melapor ke pihak kepolisian. Namun, dia menduga penyebabnya adalah kecilnya nilai kerugian yang dialami pemilik toko, yakni sekitar Rp 100.000.

Tapi, karena peristiwa itu menjadi viral di media sosial, kejadian itu dinilai telah menimbulkan keresahan di kalangan warga Blitar, terutama terkait maraknya tindak kriminal termasuk pencurian.

Argo mengatakan, polisi akan berusaha mengungkap kasus pencurian itu bukan hanya untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif, tapi juga untuk mengetahui latar belakang pelaku.

"Apakah maraknya kriminalitas ini karena tekanan ekonomi? Apakah pelaku terdesak masalah ekonomi atau memang kriminal yang sudah biasa melakukan pencurian," ujarnya.

Dengan begitu, pihaknya berharap dapat menekan tindakan serupa di toko atau sasaran lainnya.


Diberitakan sebelumnya, aksi pencurian dua kantong beras di toko sembako dengan total bobot 10 kilogram terjadi dengan modus pencuri memesan rokok dan kopi.

Pencuri berjumlah dua orang. Salah satu berusah menyibukkan pemilik toko, sementara satu pelaku lainnya mengambil beras.

Hesti, pemilik toko mengaku mengunggah video berdurasi 2 menit 7 detik itu ke media sosial dengan tujuan untuk mengingatkan pemilik toko lain agar waspada pada modus pencurian seperti yang menimpa dirinya.

Hesti tidak melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian karena nilainya yang kecil.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/20/233241678/tak-dilaporkan-karena-nilainya-kecil-polisi-tetap-selidiki-pencurian-beras

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com