Salin Artikel

Jelang Musda Partai Demokrat Jatim, Pendukung Emil Dardak dan Menantu Soekarwo Saling Klaim Dukungan

SURABAYA, KOMPAS.com - Dua kandidat kuat calon ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur saling klaim dukungan menjelang Musyawarah Daerah (Musda) VI Partai Demokrat Jawa Timur yang dijadwal akan berlangsung pada Kamis (20/1/2022).

Keduanya adalah Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elistianto Dardak dan Plt Sektetaris DPD Partai Demokrat Jatim, Bayu Airlangga.

Emil Elistianto Dardak adalah kader Partai Demokrat yang saat ini menjadi wakil Gubernur Jatim.

Sementara Bayu Airlangga adalah kader yang duduk di lembaga legislatif sebagai wakil ketua Komisi A DPRD Jatim. Bayu juga dikenal sebagai menantu mantan Gubernur Jatim yang juga mantan Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Soekarwo.

Kedua pendukung kandidat tersebut saling mengklaim dukungan suara.

Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto menyebut, Emil Dardak sudah mendapatkan dukungan dari 12 DPC.

"Per Sabtu lalu, sudah 12 DPC yang sudah fiks. Jumlah itu terus bertambah sampai digelarnya Musda nanti," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (18/1/2022).

Sementara itu, pendukung Bayu Airlangga juga mengklaim mendapat dukungan lebih banyak. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Kediri, Yakup mengklaim Bayu sampai hari ini sudah didukung oleh 32 DPC.

"Sampai saat ini sudah 32 dukungan DPC dari 38 DPC yang ada. Semua resmi bermaterai dan stempel basah," terangnya.

Yakup mempertanyakan bagaimana bisa pendukung Emil Dardak mendapatkan dukungan dari 12 DPC.

"Kalau ada 12 yang mendukung, berarti ada yang memberi dukungan ganda," terangnya.


Terpisah, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Renanda Bachtiar menyebutkan, saling klaim dukungan jelang Musda adalah hal yang wajar di partai manapun.

"Klaim dukungan sana-sini itu wajar terjadi di manapun," katanya di Surabaya, Selasa.

Meski begitu, sesuai aturan organisasi Partai Demokrat terbaru, parameter keterpilihan calon bukan hanya dari dukungan DPC. Menurutnya, Musda nanti tidak langsung memilih ketua berdasarkan suara terbanyak.

"Di Musda hanya akan menentukan nama-nama yang disetor ke DPP dari hasil penjaringan," terangnya.

Nantinya, calon ketua akan dipilih melalui proses penjaringan yang komprehensif. Mulai dari proses pemantauan rekam jejak, curriculum vitae, jumlah suara dukungan dan hasil fit and proper test.

"Calon akan ditannya visi dan misinya mengembangkan Partai Demokrat di daerahnya. Jadi ketua yang terpilih akan lebih berkualitas," ucapnya.

Proses-proses tersebut, kata Renanda, akan dilakukan langsung oleh tim yang berisi tiga pihak yakni Ketua Umum Partai Demokrat, Sekjen Partai Demokrat, dan Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/18/171440678/jelang-musda-partai-demokrat-jatim-pendukung-emil-dardak-dan-menantu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com